Mohon tunggu...
Ikrima Rasya Aprilla
Ikrima Rasya Aprilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Halo! panggil aku acima

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Stunting di Desa Rangga Surya dengan Olahan Sirup Daun Katuk sebagai Booster ASI

27 Agustus 2022   17:55 Diperbarui: 28 Agustus 2022   07:09 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, stunting adalah suatu keadaan yang mengakibatkan balita mengalami gangguan pertumbuhan. 

Efek jangka panjang yang ditimbulkan akibat stunting berupa gangguan pertumbuhan otak dan organ lain yang mengakibatkan terjadinya resiko diabetes, hipertensi dan gangguan jantung terjadi pada anak lebih besar. 

Kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, pola asuh yang tidak tepat, sanitasi yang buruk serta kurangnya gizi pada anak di seribu hari pertama menjadi pemicu terjadinya stunting.

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif menjadi salah satu cara pencegahan terjadinya stunting. ASI mengandung banyak nutrisi dan zat antibodi untuk melindungi bayi dari infeksi karena mudah dicerna dan diserap yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi bayi. 

Berdasarkan rekomendasi WHO dan UNICEF, pemberian ASI eksklusif hingga berumur enam bulan merupakan hal penting dalam pencegahan stunting sejak dini. Namun, fenomena 'seret ASI' merupakan hal yang banyak dialami oleh menyusui sehingga pemberian ASI eksklusif dapat terganggu.

Menurut para ahli, sayuran berwarna hijau tua yang baik untuk melancarkan ASI. Salah satu tumbuhan yang secara tradisional dipakai untuk memperbanyak dan melancarkan ASI adalah daun katuk (Sauropus androgynous (L.) Merr, kandungan kalori , protein, dan karbohidrat daun katuk hampir setara, bahkan kandungan zat besi daun katuk lebih unggul dari pada daun pepaya dan daun singkong. 

Penggunaan daun katuk telah banyak diteliti dengan pemakaian dibuat sayur dan dilalap, namun Mujiburrahman selaku Kepala Desa menyampaikan salah satu permasalahan yang terjadi yaitu munculnya rasa bosan yang dialami oleh ibu menyusui di Desa Rangga Surya dalam mengonsumsi daun katuk dengan olahan yang dibuat sayur.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia prevalensi stunting di Indonesia sudah berangsur-angsur turun, dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 24,4 persen pada 2022 berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia. 

Akan tetapi, di Kalimantan Selatan terdapat 5 daerah yang masuk ke dalam zona merah stunting dengan angka stunting lebih tinggi dari rata-rata provinsi, yaitu Kabupaten Tanah Laut, Balangan, Barito Kuala, Tapin, dan Banjar. 

Dari data BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), stunting di Kabupaten Barito Kuala sudah mengalami penurunan. Tahun 2020 kasus stunting 16,86 persen dan pada tahun 2022 menjadi 12,56 persen sedang target nasional 18,4 persen.

Melihat permasalahan stunting di Kabupaten Barito Kuala yang masih tinggi serta permasalahan yang dialami oleh ibu menyusui di Desa Rangga Surya, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin mengadakan kegiatan sebagai bentuk Pengabdian Masyarakat. 

Pada 16 Agustus 2022, kegiatan diselenggarakan dengan tema "Membuat Makanan Sehat dengan memanfaatkan Tanaman Lokal" yang diharapkan dapat membantu menekan angka stunting di Barito Kuala.

Terdapat beberapa rangkaian acara pada kegiatan ini, diawali dengan pembagian brosur yang berisikan resep dan kandungannya, lalu penyampaian edukasi disertai sharing bersama ibu-ibu di Desa Rangga Surya. 

Demonstrasi pertama yang dilakukan adalah pembuatan sirup daun katuk, kemudian pembuatan nugget tahu kelor dan dilanjutkan dengan pembuatan keripik kelakai. Kegiatan berjalan dengan lancar, ibu-ibu yang menghadiri kegiatan sangat antusias dan aktif selama acara berlangsung.

ccaca61a-29e7-429f-9ce6-36219e4d57f2-6309fbb808a8b574306a4c62.jpeg
ccaca61a-29e7-429f-9ce6-36219e4d57f2-6309fbb808a8b574306a4c62.jpeg
Berikut adalah cara pembuatan Sirup Daun Katuk:

Bahan:

* 100 gr daun katuk

* 250 ml air

* 250 gr gula pasir

* 50 ml perasan jeruk nipis

* kayu manis secukupnya

Cara pembuatan:

* Siapkan daun katuk dan pisahkan dari batangnya

* Bersihkan daun dengan air mengalir lalu tiriskan

* Blender kasar daun katuk dengan 250 ml air

* Saring hingga tidak ada ampas yang tersisa dan ambil ekstrak daun katuk

* Rebus ekstrak daun katuk dan tambahkan gula pasir dan masak hingga mengental dengan terus diaduk

* Masukkan perasan jeruk nipis dan kayu manis secukupnya

* Masak sirup hingga didapat kekentalan yang diinginkan

* Dinginkan dan sirup siap disajikan

Dalam mengonsumsi sirup daun katuk ini perlu diperhatikan karena terdapat batasan yaitu 50gr/hari. Selain itu, karena bentuk olahannya adalah sirup sehingga perlu diperhatikan dalam mengonsumsinya karena akan mempengaruhi kadar gula darah. Olahan sirup daun katuk dapat dikreasikan menggunakan jenis daun lain seperti daun kelor.

Selain dapat membantu menekan angka stunting di Barito Kuala, kegiatan "Membuat Makanan Sehat dengan memanfaatkan Tanaman Lokal" diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi warga di Desa Rangga Surya untuk menjadikan resep resep olahan sebagai peluang dalam berwirausaha.
Berikut link artikel terkait kegiatan "Membuat Makanan Sehat dengan memanfaatkan Tanaman Lokal" :
- Pembuatan Nugget Tahu Kelor : 
https://www.kompasiana.com/qotrinnida/630a2e27a218460e614574c2/pengolahan-makanan-sehat-dari-tanaman-kelor-dalam-upaya-mencegah-stunting-di-desa-rangga-surya


- Pembuatan Keripik Kelakai :

94bea544-8656-43e4-b213-e6cf6345ce6b-6309fd6a08a8b55a583dc5e2.jpeg
94bea544-8656-43e4-b213-e6cf6345ce6b-6309fd6a08a8b55a583dc5e2.jpeg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun