Dari judul diatas saya tak mengeneralisasikan bahwa disemua bagian wilayah Singapura ini sedang mengalami deman lace atau kain lace. Namun ini hanyalah sebatas pengamatan apa yang sedang terjadi dilingkungan kami tinggal saat ini mengenai keberadaan kain lace yang sering disebut-sebut hanya dipakai orangtua (nenek-nenek). Tapi kenyataannya, dalam perkembangan dunia fashion, kini kain lace diaplikasikan pada semua jenis pakaian, terutamanya pakaian wanita. Itulah yang terjadi saat ini, demam lace!
Apa itu kain lace?? Banyak orang menyebutnya juga sebagai kain brokat, termasuk saya. Lantas beda ataukah sama ya kain lace dengan kain brokat itu?? Sampai saat ini saya sendiri masih agak-agak sulit untuk membedakan mana kain lace atau kain brokat. Tapi satu yang saya tahu, bahwa kain lace itu adalah kain renda/ berenda, yang dibuat dengan cara dirajut. Sementara kain brokat, dibuat dengan cara disulam, dengan lebih banyak motifnya, misal bunga-bungaan. Dari cara membuatnya saja sudah berbeda, pasti bagi para wanita yang tahu/ bisa merajut dan menyulam bisa membedakannya dari segi teknik pembuatannya. Atau bagi para wanita yang hilir-mudik didunia fashion juga pasti bisa membedakannya.
Kain lace identik dengan orangtua dulunya. Apa yang saya katakan ini bukanlah tanpa alasan. Dijaman saya kecil, yang punya baju dengan bahan seperti ini (renda), adalah nenek-nenek, termasuk kedua mbah putri saya. Mbah putri yang satu, meski setiap harinya/ kegiatan tertentu sudah berpakaian modern, namun tetap mempunyai koleksi baju kebaya dengan bahan renda ini. Sementara mbah putri satunya lagi, meski jaman semakin modern (katanya)...tapi masih setia dengan pakaian “jawanya”, memakai baju kebaya, salah satunya berbahan lace, dengan bawahan kain panjang batik plus memakai korset yang panjang. Yang muda-muda, baru akan membeli bahan ini ketika akan menikah. Tapi biasanya kalau yang tidak ingin repot, mereka lebih memilih menyewa disalon. Jadi pakaian bahan lace ini hanya identik dengan para nenek, dan juga identik hanya sebatas untuk kebaya pengantin saja. Kalau untuk pakaian diluar itu, misal untuk acara resepsian, orang-orang desa kala itu masih menganggapnya kuno. Apalagi untuk harian, pakaian harian rasa-rasanya belumlah menarik, dan mustahil untuk mengaplikasikannya. Maka sepanjang yang saya ingat, ibu sayapun mengkoleksi sesuatu berbahan lace hanya sebatas taplak meja dan korden jendela.
Seiring perkembangan waktu, kain bahan lace ini menjelma menjadi kain yang dianggap cantik dan banyak diaplikasikan dalam dunia fashion. Apalagi untuk sekarang ini bukan...di Indonesia saja sudah menjadi kain kesayangan para desainer, terutama untuk bahan kebaya yang disebut sudah menjadi pakaian nasional Indonesia. Tidak hanya diaplikasikan pada pakaian resmi berupa kebaya, kini kain lace mampu menjadi bahan yang dapat diaplikasikan pada model baju apa saja, yang bisa dipakai untuk kaum muda dengan potongan yang simple namun terlihat elegan yang mengesankan feminim pada pemakainya. Entah itu gaun malam, blus, bahkan pakaian harian. Ditambah lagi, Kate Middleton menggunakan gaun pengantin dengan bahan lace dan terlihat dibeberapa kesempatan mengenakan dress berbahan lace. Makin populerlah pakaian dengan beragam style menggunakan bahan lace. Lho apa hubungannya bahan lace sampai mengkaitkan dengan seorang Kate Middleton?? Ya, ini mungkin yang sudah banyak diketahui kawan sekalian, bahwa fashion disini (Singapura) kiblatnya “barat”. Contohnya, salah satu model dress yang pernah dikenakan Michelle Obama juga pernah terlihat dijajaran pakaian yang dijual disalah satu toko pakaian dimall.
Saya sering memperhatikan cepatnya pergantian ragam model baju disini (Bukit Batok, Singapura). Patokannya ada pada para penjual pakaian, baik yang ada dimall, dipasar, yaitu model/ style pakaian yang mereka jual, dan patokan yang kedua ada para pemakainya, yaitu kebanyakan orang memakainya pada masa tertentu. Seperti yang saat ini sedang terjadi, bahan pakaian dengan menggunakan lace banyak digemari orang-orang disini, baik tua maupun yang muda. Semuanya senang mengenakan pakaian yang ada sedikit banyak mengaplikasikan bahan lace.
Memang benar, bahwa kebanyakan kain lace dipakai untuk melapisi bahan utama pakaian. Tapi nyatanya kain lace mampu disatukan pada bagian tertentu pada suatu model pakaian, dengan mengikuti style, tanpa harus mengaplikasikannya secara keseluruhan. Atau bisa diaplikasikan secara keseluruhan namun dengan model yang sangat sederhana. Maka jadilah sebentuk pakaian yang bisa dikatakan pakaian casual, atau bisa menjadi pakaian semiformal yang tetap mengedepankan simple dan elegan. Berikut saya berikan contoh beberapa model pakaian yang menggunakan bahan lace, yang sedang digemari banyak orang disini. Meskipun tanpa gambar (foto) paling tidak saya bisa memberikan gambaran potongannya.
1.Untuk pakaian santai (casual )
Bukan tidak mungkin pakaian yang masuk dalam jajaran untuk keseharian bisa mengggunakan bahan lace. Ini sangatlah memungkinkan. Seperti yang telah banyak dipakai orang dan dijual. Contohnya, kaos dengan aplikasi lace, perpaduan antara bahan kaos dengan bahan lace. Bagaimana bentuknya?? Bayangkan saja kaos dengan kerah kemeja. Bedanya, kain lace diaplikasikan untuk melapisi bahan utama (bahan kaos), namun hanya dibagian depan, ditambah dengan aksesoris berupa saku depan bagian kanan dengan bahan kaos. Model lainnya, kaos berleher bundar/ O. Sekilas dari depan nampak biasa seperti kebanyakan kaos-kaos wanita pada umumnya dengan beragam warna polos yang cerah. Tapi, bila diperhatikan dibelakang/ punggung, maka akan terlihat bedanya. Apa itu?? Ternyata dibagian leher belakang sampai kepunggung, ada apalikasi lace yang berbentuk huruf V, dan lace ini bukan untuk melapisi bahan utama. Tidak hanya berbentuk huruf V, banyak juga kain lace ini diaplikasikan dibelakang punggung bagian atas dengan bentuk kotak atau bentuk setengah lingkaran kecil dibagian belakang. Selain itu, penggunaan bahan lace ini bisa meluas, misal pada lengan. Kain lace ini digunaan untuk membentuk lengan pada pakaian, bisa untuk melapisi bahan utama, atau tanpa pelapis utama, dengan model lengan berkerut. Model kaos tanpa lengan berleher bundar juga tidak lepas dari bahan lace, dengan menambahkan kain lace sebagai pelapis bahan utama namun dibentuk kemben atau lace dipakai untuk melapisi keseluruhan bagian depan. Dan lagi-lagi hanya dibagian depan saja. Atau dengan kombinasi terbalik, dimana kain lace menjadi bahan utama dan bahan lainnya (bahan ringan) menjadi pelapisnya?? Ini bisa saja, masalah gatal atau tidaknya si pemakai ya resiko pemakainya...Model pakaian casual berleher O. Sepertinya biasa saja berpotongan sederhana, tapi bahan yang digunakan serta pengaplikasiannya itu yang menjadi unik. Jadi, bahan lace menjadi bahan utama, kemudian dilapisi dengan bahan ringan (seperti siffon) sampai kebagian dada. Ini unik kan...menabrak pakem, kain lace sebagai bahan utama bukan sebagai pelapis bahan utama.
2.Dress
Nah..ini salah satu pakaian yang sedang digemari dan banyak dijual. Model pendek diatas lutut (sebenarnya pendek tidaknya dress ini tergantung tinggi badan pemakainya), dengan potongan yang sangat simple, bisa berlengan atau tidak berlengan, berleher V atau berleher O, dengan bagian bawah (rok) sedikit dipotong agak lebar, lace digunakan untuk melapisi bahan utama (biasanya bahan ringan) seluruh dress model sederhana ini. Kalau kata orang bilang dress ini “nice”. Dress model sederhana ini, ya dijual dimall juga dijual dipasar. Bedanya hanya diharga saja, kalau yang dimall harganya bisa $S 100 keatas, sedang dipasar harganya hanya $S15 saja. Ada lagi model lainnya, masih seputar dress pendek, dengan potongan lurus dari atas kebawah, berlengan dengan leher O, bagian rok berlipat-lipat horizontal penuh. Dress model ini keseluruhan berbahan kain kaos, ditambah dengan pengaplikasian material lace hanya pada bagian depan (dada) sebatas pinggang. Yang tak kalah unik, pernah juga melihat ada dress potongan sederhana, dengan leher O, bagian bawah (rok) berpotong setengah lebar. Sekilas tak kentara dimana uniknya, dimana lace-nya...namun bila diperhatikan seksama, ternyata lace itu ada dibagian depan dengan warna senada dengan bahan utamanya, dimana bagian depan sebelah kanan ada aplikasi lace itu, tapi disebelah kiri depan menggunakan bahan bermotif yang berbeda warna, baik dengan bahan utama maupun bahan lace-nya. Menarik kan??
3.Blus
Dengan berpotongan sedernaha dan menggunakan material lace, maka blus sudah akan terlihat elegan, serta menambah kesan feminim pada pemakainya. Dan sangat memungkinkan dipakai pada acara resmi, atau ada semi formal. Contohnya, blus berlengan panjang, berleher O, dan mempunyai retsleting dibelakang (punggung). Kain lace digunakan untuk melapisi keseluruhan model pakaian ini, tanpa tambahan aplikasi lainnya, semisal pita-pita atau bunga-bungaan. Contoh lainnya, model hampir sama, blus dengan leher O. Bedanya, lengan dibuat sebatas siku dengan menambahkan karet dibagian lengan atas sehingga terkesan berkerut. Sementara panjang blus ini sampai kepinggul, dimana disisi kanan dan sisi kiri ada karet yang dijahit vertikal (pinggang sampai pinggul). Lace-nya dipakai untuk melapisi bahan utama (depan-belakang) sampai batas pinggang saja. Sementara untuk lengannya, pemakaian bahan lace tanpa bahan utama. Ada lagi model blus lainnya, blus berlengan pendek, memiliki kerah berpotongan bundar diujungnya, beretsleting dibelakang (punggung). Lantas dimanakah kain lace-nya dijahit?? Kain lace diaplikasikan serupa kemben pada blus model ini. Nah sudah kebayang cantik kan blus kemben lace ini??...
Contoh diatas hanyalah beberapa dari sekian banyak model pakaian dengan menggunakan bahan lace sebagai tambahan, pemanis, ataupun sebagai pelapis bahan utama. Lebih dari itu, tentu masih banyak lagi ragam model/ style pakaian yang mengaplikasikan kain lace yang sangat memungkinkan terlewat oleh pengamatan saya. Sebenarnya tidak hanya jenis pakaian saja yang disasar kain lace, tapi rok, celana, bahkan sepatupun tak luput dari bahan lace. Contoh untuk rok pendek, potongannya sederhana saja, lurus dari pinggang kebawah, kain lace digunakan untuk melapisi bahan utama seluruh potongan rok tadi. Simple kan?? Rok model ini saat ini banyak dijual dan digemari orang-orang. Sementara celana, celan wanita ini berpotongan mengecil kebawah. Panjangnya tanggung, kalau banyak orang kita bilang “setengah tiang”, atau panjang sebatas dibawah lutut. Bagaimana lace diaplikasikan pada celana?? Baru kemarin inilah saya melihat-lihat dipasar. Jadi, ada satu model celana yang menggunakan bahan lace sebagai pelapis bahan utama. Penggunaan kain lace pada celana dipakai untuk melapisi bahan utama disemua bagian depan, sementara yang belakang tetap dengan bahan utama. Celana lainnya hanya menjahitkan kain lace disisi kiri dan sisi kanan bagian celana, memanjang vertikal sepanjang celana, fungsinya sebagai aksesoris saja/ pemanis. Dan yang terakhir, bahan lace juga merambah pada sepatu wanita. Kini sepatu dengan bahan lace bisa ditemui ditoko sepatu, salah satunya yang ada dimall Jurong East (IMM Mall).
Nah, sekarang bagaimana pendapat kawan sekalian?? Bahwa benar kan untuk saat ini kain lace tidak identik lagi dengan kaum tua/ nenek-nenek, dan tidak hanya dipakai sebagai bahan taplak meja dan korden rumah. Saat ini pemakaian kain lace sudah merambah kemana-kemana, yang sangat fleksible diaplikasikan pada pakaian apa saja. Dengan potongan yang sederhana, diharapkan kaum muda akan tertarik pada pakaian yang menggunakan lace. Seperti yang terjadi disini (Singapura), pakaian dengan menggunakan/ mengaplikasikan kain lace disukai tidak hanya orangtua, tapi digemari kaum muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H