[caption id="attachment_322843" align="aligncenter" width="300" caption="Nampak kolam bagian selatan yang berbentuk bundar-bundar (dok. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_322844" align="aligncenter" width="300" caption="Nampak kolam bagian utara dengan bentuk persegi panjang (dok. pribadi)"][/caption]
Kami tahu, masih ada dua tempat lagi dalam kompleks istana ini yang belum kami lihat, yaitu kaputren dan gua. Namun sepertinya kaki kami sudah tak mau untuk diajak kompromi lagi, lelah....! Ditambah lagi kami bertiga masih harus mengitari kompleks candi Prambanan setelahnya..(berandai-andai, andaikata dua objek wisata ini tak disatukan dalam satu paket, karena melelahkan untuk kami karena dihari-hari sebelumnya kami sudah “puter-puter”). Meskipun begitu, kami sudah merasa puas dan lega bisa lebih jauh mengitarinya (Situs Ratu Boko), dibandingkan dengan tahun lalu (2013) yang bisa dikatakan hanya melihat gerbangnya saja.
[caption id="attachment_322845" align="aligncenter" width="300" caption="Disanalah area kaputren, nampak beberapa orang menuju kaputren (dok. pribadi)"][/caption]
Ya, penjelajahan kami di Situs Ratu Boko berhenti sampai dipinggir kolam bagian utara saja. Dari sini puing sisa-sisa bangunan kaputren sudah terlihat, dan beberapa orang pengunjung yang masih dalam kondisi fit, menuju kesana (Kaputren). Sementara kami bertiga mengitari kolam utara melihat sejenak aktifitas anak-anak yang sedang asik memancing dikolam, dan gembira mendapatkan lumayan banyak ikan yang dimasukkan dalam kantong plastik untuk segera dibawa pulang. Sementara untuk kawasan gua, saya hanya puas membaca referensi saja, tanpa melihatnya langsung. Dari referensi itu saya tahu, bahwa gua itu adalah sebuah cermin, saksi sejarah, dimana agama yang berbeda dijaman itu bisa hidup berdampingan (toleransi antara umat beragama). Dimana satu gua (Gua Lanang), memiliki unsur-unsur Budha (stupa), dan gua satunya lagi (Gua Wadon) memiliki unsur-unsur Hindu.
[caption id="attachment_322846" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu arca digardu pandang (dok. pribadi)"][/caption]
Dari semua kelelahan yang mendera kami, ada harga yang pantas kami dapatkan untuk menebus semua kelelahan itu. Apakah itu??...Melihat betapa hebatnya budaya Indonesia diwaktu lampau. Dijamannya mampu menghasilkan sebuah maha karya besar. Perpaduan seni, budaya, serta religi, menyatu dalam sebuah bentuk arsitektur sebuah bangunan tempat tinggal, yaitu sebuah istana, yang bisa kita lihat dan nikmati sisa-sisa kemegahannya saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H