Kebanyakan para lulusan hanya memandang, lulusan sebagai sebuah kesenangan yang tidak harus dipikirkan.
Kata lulus dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti berhasil (dalam ujian). Dimana seseorang yang telah menempuh ujian secara keseluruhan, bisa dikatakan lulus. Berbeda dengan yang tidak mengikuti ujian sama sekali, maka bisa dipastikan tidak lulus.
Dalam kategori ini, lulus identik dengan telah melaksanakannya seseorang terhadap sebuah persolan sebagai syarat kelulusan. Namun, kelulusan banyak diartikan kebalik oleh para lulusan. Semisal adanya tindakan tidak profesional seorang lulusan setelah mendapatkan hasil kelulusan.
Banyak diantara para lulusan yang melakukan tindakan tidak bermoral, semisal mencorat-coret pakaian menggunakan cat pilok. Ngebut-ngebutan di jalan raya dan lain sebagainya. Hal ini tidak menjadikan para lulusan dengan paradigma profesioanlitas yang tinggi. Tapi, malah sebaliknya. Dimana dengan adanya kelulusan seharusnya seseorang yang lulus memanfaatkan ilmu yang didapatkan sebagai bekal mendewasakan diri dalam kehidupan.
Nyatanya, saat ini prilaku kurang baik tersebut masih menjadi budaya yang melekat pada diri lulusan tiap tahunnya. Bayangkan ada berapa banyak lulusan per instansi mulai dari SD, SMP, SMA dan strata I hingga II yang lulus tiap tahunnya. Dimana lulusan ini dituntut tidak hanya lulus, tetapi juga di tantang menyelesaikan persoalan pribada, keluarga dan Masyarakat.
Cerminan itulah menjadi acuan tolak-ukur seorang lulusan, ketika mendapatkan kelulusan. Bisa dikatakakan lulus sebanarnya ketika merasakan bahwa kelulusannya hanya berupa status. Dimana harus memikirkan kemana akan berlabu selanjutnya, atau untuk apa kelulusannya.
Kebanyakan para lulusan hanya memandang, lulusan sebagai sebuah kesenangan yang tidak harus dipikirkan. Sehingga ada beberapa oknum yang melakukan perihal di atas, mencoret, berpacu di jalanan dan sebagainya. Menjadikan predikat lulusan mereka sebgai ketidak kelulusan. Karena esensi dari lulus yakni dapat melalui dengan baik apa yang telah mereka jalani. Semisal ketika sesaat pra kelulusan mereka melakukan do'a bersama maka setidaknya hal yang sama dilakukan pasca kelulusan tersebut.
Sehingga, lulus sebenarnya diperoleh oleh mereka yang berhasil meneyesaikan dan melalui dengan baik atas semua yang mereka lakukan.
Akhirnya, semoga lulusan tiap tahunnya benar-benar lulus. Bukan lulus ujian saja, tapi juga lulus dalam menyelesaikan esensi kelulusan sebenarnya. Karena antara lulus yang khusnul khotimah dengan su'ulkhotimah itu tergantung pada apa yang telah diusahakan dan hasil setelah kelulusan.
Semoga barokah dan bermanfaat. Amin