Pengertian Demokrasi --  Istilah demokrasi berawal dari bahasa Yunani, yakni demokratia terbentuk dari kata demos yang berarti rakyat, dan kratos yang berarti kekuasaan atau kekuatan. Jadi , demokrasi sepadan artinya dengan kekuasaan rakyat.
Pengertian demokrasi secara umum yakni sistem pemerintahan yang memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara dalam hal pengambilan keputusan yang mana keputusan tersebut berdampak bagi kehidupan seluruh rakyat itu sendiri. Dengan kata lain rakyat bertindak sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Sistem pemerintahan ini, mengizinkan warga negara untuk berpartisipasi aktif. Menurut Abraham Lincoln, Â demokrasi merupakan "sistem pemerintahan, yang dirancang dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat".
Dalam era demokrasi Indonesia saat ini, peran media sosial sudah menjadi tren yang tak bisa lepas sejak 2014. Media sosial sudah menjadi bagian dalam demokrasi di Indonesia.Â
Apa arti media sosial itu sendiri ? Media sosial (sering disalahtuliskan sebagai sosial media) adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa mudah berpartisipasi , berbagi, dan menciptakan blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Dengan adanya media sosial, lebih mudah mendapatkan informasi terbaru dan mudah menyebarkan informasi maupun kegiatan pribadi penggunanya. Namun,  apakah media sosial berdampak baik atau buruk bagi kehidupan demokrasi?
Dengan adanya media sosial, memudahkan partai-partai untuk melakukan kampanye mendapatkan dukungan publik dengan lebih mudah. Berbagai strategi komunikasi dan interaksi dapat membentuk opini publik sekaligus memberikan pengaruh dan keuntungan yang cukup kuat kepada kandidat. Dengan media sosial pun rakyat dapat menyalurkan pendapat dalam partisipasi politik, maka semakin memperkuat demokrasi dan berpotensi meningkatkan kualitasnya.
Namun dalam praktek atau pelaksanaan-nya  demokrasi di Indonesia, tidak berjalan sesuai dengan teori yang ada. Demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia belum mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Partisipasi warga dalam bidang politik pun belum terlaksana sepenuhnya.  Dengan adanya media sosial, penyebaran informasi sangat mudah dan cepat tak jarang pula informasi yang beredar adalah hoaks. Seperti video dibawah ini :
Penyebaran video tentang kasus dugaan perusakan bendera merah putih dan aksi aparat yang melontarkan kata-kata rasial tersebar cepat melalui media sosial. Penyebaran video yang tidak lengkap dan informasi yang ada belum tentu benar adanya. Sangat tampak jelas video tersebut menyudutkan penghuni asrama, sehingga menggiring opini publik untuk menyudutkan sebelah pihak. Dengan seperti ini hanya memperburuk keadaan tanpa adanya informasi yang jelas dan akurat.
Keterlibatan atau partisipasi rakyat dalam demokrasi bersifat terbatas atau  artifisal saja. Banyak kasus yang terjadi, ketika rakyat berbicara tentang keluh kesah atas politik di Indonesia berujung dengan kasus perkara pencemaran nama baik. Golongan elite berkuasa dalam media sosial yang menghancurkan opini publik yang ingin membongkar sisi negatif golongan elite tersebut. Tapi tak bisa dipungkiri, masih marak adanya pihak tak bertanggung jawab yang menyebarkan informasi palsu untuk menjatuhkan golongan tertentu.
Jadi, media sosial dapat menjadi kawan sekaligus lawan bagi kita sendiri. Media sosial bisa menjadi pisau bermata dua, digunakan sebagai kekuatan demokrasi dan di sisi lain menjadi kelemahan demokrasi. Oleh sebab itu peran publik sangat penting dalam hal ini, lebih berhati-hatilah dalam menyebarkan informasi, pilah informasi jangan mudah percaya dengan informasi yang bersifat menggantung, cari kebenaran yang ada agar tidak tergiring dalam hoaks.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI