Pada tanggal 1 Juli, Ahmad Ubaydillah memulai perjalanan baru sebagai seorang barista dengan tekad kuat untuk belajar hal-hal baru dan mendalami seni kopi.Â
Keputusannya ini bukan tanpa alasan tertentu, sebab Ubaydillah merasa tertarik dan termotivasi oleh senior-seniornya yang sudah mahir dalam dunia barista.Â
Ubaydillah bertekad untuk terus belajar, ubaydillah mengambil inspirasi dari senior-senior yang telah menunjukkan keahlian mereka dalam seni kopi.Â
Ia berusaha keras untuk memahami setiap aspek dan nuansa dalam pekerjaannya sebagai barista. Baginya, pekerjaan ini bukan sekadar rutinitas harian, tetapi merupakan sebuah kesempatan emas untuk terus menggali pengetahuan dan keterampilan.
Tidak hanya itu, Ubaydillah juga ingin menyemangati mahasiswa-mahasiswa lain agar tetap antusias belajar. Ia percaya bahwa semangat belajar, menjauhi kemalasan, dan tetap bersyukur adalah kunci sukses.Â
Pesan Ubaydillah kepada mahasiswa adalah agar selalu terbuka terhadap pelajaran baru, tidak pernah bosan belajar, dan selalu menjaga semangat serta rasa syukur dalam setiap langkah hidup.
Dengan langkah awalnya sebagai barista, Ahmad Ubaydillah bukan hanya mencari penghasilan, tetapi juga dia ingin menjadikan pekerjaannya sebagai ladang pembelajaran yang tak terbatas.Â
Ubaydillah adalah contoh nyata bahwa setiap pekerjaan menjadi ajang pembelajaran, asalkan kita memiliki niat dan semangat untuk terus berkembang.
Demikianlah cerita bersama Ubaydillah. Dapat kita simpulkan  bahwa niat dan semangat adalah kunci utama untuk berkembang.Â
Dari cerita diatas dapat kita lihat, bahwa Ahmad Ubaydillah masuk ke dalam aktualisasi diri pada segitiga hierarki Abraham Maslow. Dengan kata lain, langkah ini menunjukkan dorongan untuk mengembangkan potensi dan mencapai puncak pemahaman serta keterampilan dalam pekerjaan tersebut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H