Wirausahawan Yang Baik Dengan Memahami Ekonomi islam Sebelumnya
Berwirausaha memanglah tidak semudah dengan apa yang kita fikirkan, namun harus siap terlebih dahulu mengahadapi beberapa cara atau tantangan beserta ujian yang akan di jalani seorang pengusaha. Tidak sedikit orang yang menyerah atau gagal dalam berwirausaha karena lebih suka menjadi karyawa dengan gaji yang aman dan rutin setiap bulan.Dalam ajaran (syari’at) islam, berwirausaha merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena keberadaanya sebagai Khalifah fil-ardhiuntuk memakmurkan Bumi dengan mengelolah dan mengatur dengan lebih baik.
Kewirausahaan secara umum merupakan suatu proses dalam melakukan kegiatan yang baru dengan cara yang kreatif dan yang berbeda (inovatif) yang bermanfaat bagi diri sendiri ataupun orang lain dalam memberikan nilai-nilai yang lebih baik. Pada dasarnya setiap orang memiliki peluang yang besar untuk menjadi pelaku usaha. Namun sayangnya tidak semua orang berani dan beruntung mengasah tekat dan bakat mereka, sehingga wajar adanya sebagian yang berhasil dan ada yang tidak yang berhasil menjadi pengusaha yang sukses karena ada yang tekat dan berani menghadapi beberapa cara, ujian dan tantangan yang harus dihadapinya.
Menurut Roopke dikutip Erfandy (2012), wirausaha yang sukses dengan melakukan atau mempelajari tentang kewirausahaan bisa dibagi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
Wirausahawan yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausahawan rutin adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalo-kasian sumber-sumber. Wirausahawan ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi.
Wirausahawan yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan wirausahawan ini tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausahawan, kegiatannya adalah spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
Wirausahawan dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pembekalan, dan organisasi yang baru.
Hadist Miqdam Bin Ma’dikariba tentang Nabi Daud makan dari ushanya sendiri, yang artinya:
Dari Al-Miqdam Bin Ma’dikarib RA, Nabi SAW, bersabda “tidak ada makanan yang lebih baik dari seorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri, Nabi Allah, Daud AS. Makanan dari hasil keringatnya sendiri.”(H.R Al-Bukhari).
Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka sekarang ini, banyak tantangan yang harus dihadapi.
Setiap negara dan bangsa harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber dayanya, negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan.
Sebaliknya negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber dayanya akan kalah dalam persaingan dan tidak akan banyak kemajuan yang dicapainya.
Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara yang dapat memberdayakan sumber daya ekonominya dan dapat memberdayakan sumber daya manusianya secara nyata.
Sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila sumber daya manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif.
Sebagai contoh, seorang desainer pakaian tidak akan bekerja sendiri dalam mengembangkan usahanya. Ia akan membutuhkan orang – orang yang akan membantunya dalam menjalankan kegiatannya, seperti membuat pola, menjahit, mengerjakan detail pakaian serta aktivitas lainnya. Artinya , usaha yang dijalankannya akan menyerap banyak tenaga kerja dan otomatis dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia, hal ini akan memberikan kontribusi yang baik dalam pengembangan perekonomian di negara kita.
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausahawan dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan Riil dipasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha).
Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi, yaitu:
1. Risiko pasar atau pesaing.
2. Risiko Finansial.
3. Risiko teknik.
Menurut Zimmerer, kreativitas sering muncul dalam bentuk ide- ide untuk menghasilkan produk baru, dimana ide tersebut tidak akan muncul bila wirausaha tidak melakukan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H