Mohon tunggu...
Ach Nur Faizi
Ach Nur Faizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN KHAS JEMBER

OLAHRAGA DAN BISNIS

Selanjutnya

Tutup

Money

Produksi Ekonomi dalam Islam

9 Oktober 2016   22:39 Diperbarui: 9 Oktober 2016   22:48 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perekonomian manusia tidak akan terhindar dari faktor Produksi, Konsumsi dan Distribusi. Dan disini saya sedikit akan memaparkan tentang pengertian Produksi dan beberapa hadist-hadist yang sudah ditentukan oleh firman Allah SWT, sabda Nabi SAW dan juga para Sahabat-Sahabat Nabi.

Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan dan menciptakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Ada juga konsep produksi dalam Ekonomi Islam sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam (QS. Al-Qasash, 77)

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ.

yang artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka bumi). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Dalam hadist dan surah lain sudah dijelaskan juga yang berhubungan dengan tata cara berproduksi, sebagaimana yang sudah diterangkan dalam (QS. Saba: 10-11)

وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلا يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ (١٠) أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (١١)

yang artinya yaitu: “Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Daud karunia dari kami, (kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud” dan kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya dan kerjakanlah amalan yang shaleh. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang sedang kamu kerjakan”.

Ada juga beberapa hadits yang berhubungan dengan produksi yaitu:

Para sahabat mengatakan yaitu, (Utsman ibnu Abdul ‘Ash berkata kepada Umar Radhiallahu Anhu) dan beliau menjelaskannya dalam (kitab Al-Amwal), “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya di daerah kami terdapat lahan tanah yang tidak dimiliki seseorang, maka berikanlah lahan tanah itu kepadaku supaya aku bisa mengelolanya, sehingga lahan tersebut menghasilkan manfaat kepada keluargaku dan juga bagi para kaum muslimin”. Atas permintaanya, maka Umar memberikan lahan tanah tersebut kepadanya (Ibnu Zanjawih).

Dalam hadits di atas dan hadist-hadist lainnya sudah dijelaskan supaya manusia melakukan kegiatan berproduksi harus selalu mengembangkan atau memprioritaskan Sumber Daya Alam (SDA) secara efisien, dan bahkan jika kita nantinya tidak mampu mengembangkannya atau memprioritaskan, maka kita harus malakukan sistem dengan bekerja sama dengan pihak yang lainnya. Sahabat (Rowi) mengatakan bahwa, Nabi SAW bersabda; “Barang siapa yang mempunyai lahan tanah maka tanamilah, jika tidak mampu maka supaya ditanami oleh saudaranya (orang lain)”

Ada juga Nabi SAW memberikan perhatian yang begitu besar terhadap proses sebelum berjalannya produksi yang dengan mengaitkannya terhadap ibadah (syari’at-syari’at islam ataupun ketentuan yang sudah tertera dalam islam), sebagaimana yang diterangakan dalam haditsnya, (Nabi SAW bersabda); “Tidak ada seseorang yang menanam tanaman, kecuali ditulis oleh Allah pahala sebanyak buah yang keluar dari tanamannya itu”(HR. Ahmad). Dengan demikian kerja produktif bukan hanya dianjurkan tetapi juga merupakan sebuah kewajiban, dimana kerja adalah milik semua orang yang berhak dan mampu mengerjakannya, dan hasilnya menjadi hak milik pribadi dan akan mendapat imbalan dari apa yang sudah dikerjakannya dan juga mendapatkan pahala dari Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun