Piala Dunia 2018 Rusia kembali menyajikan pertandongan seru. Kali ini terjadi ketika tim nasional Swiss bertemu dengan kesebelasan Serbia Jum'at 22 Juni 2018 pukul 20.00 waktu setempat atau Sabtu pukul 01.00 WIB.Â
Swiss sendiri berhasil menumbangkan Serbia dengan skor 2-1 setelah tertinggal lebih dulu melalui gol cepat Alexander Mitrovic. Swiss mampu membalikkan keadaan melalui gol roket pemain Arsenal, Granit Xhaka, serta gol di penghujung laga oleh bintang Swiss lainnya, Xherdan Shaqiri.Â
Namun pusat perhatian malam tadi bukanlah permainan menghibur kedua tim. Perhatian seluruh pecinta bola seakan tertuju pada selebrasi kontroversial kedua pemain Swiss, Xhaka dan Shaqiri.Â
Mereka menyilangkan kedua tangan di dada sehingga seolah membentuk burung yang diduga sebagai 'Albanian Eagle' atau lebih familiar dikenal sebagai elang berkepala dua Albania yang menjadi simbol negara Albania. Lantas, apa yang menjadi kontroversi dibalik selebrasi 'Albanian Eagle' ini?
Jika menelisik ke belakang, Serbia dan Albania memang bukan tetangga yang bisa dibilang cukup akrab. Kedua negara pecahan Yugoslavia ini acapkali terlibat konflik, salah satunya adalah konflik Kosovo. Kosovo adalah negara yang berada di sebelah selatan serbia, namun berpenduduk mayoritas etnis Albania.Â
Konflik Kosovo sendiri berawal pada tahun 1987 ketika salah satu petinggi partai komunis Serbia, Slobodan Milosevic mendatangi Kosovo yang saat itu masih merupakan bagian wilayah Yugoslavia.Â
Milosevic sendiri datang dengan tujuan menghimpun nasionalisme rakyat Kosovo untuk mendukung Serbia. Rakyat Kosovo yang didominasi etnis Albania tentu saja geram dengan kedatangan Milosevic sehingga Milosevic seakan sudah tak mungkin bisa diterima rakyat Kosovo.
Akan tetapi, permasalahan mulai pecah ketika Serbia memisahkan diri dari Yugoslavia. Slobodan Milosevic yang sejak kedatangannya ia dibenci rakyat Kosovo justru terpilih menjadi presiden Serbia pada tahun 1997.Â
Kosovo yang saat itu masih menjadi teritori Serbia mulai memberontak. Pasukan pembebasan Kosovo pun terbentuk. Hingga pada tahun 1998, pecahlah perang Kosovo antara pasukan pembebasan Kosovo dengan tentara Serbia. Perang ini menewaskan sekitar 8.500 penduduk Kosovo dan membuat banyak warganya harus mengungsi ke negara lain.Â
Saat ini mungkin Shaqiri dan Xhaka membela panji kebangsaan Swiss, namun hati mereka tetap tertuju pada tanah leluhur mereka, Kosovo-Albania. Hal ini ditunjukkan mereka dengan selebrasi 'Albanian Eagle' melawan negara yang telah memerangi tanah leluhur mereka, Serbia.Â
Bagi sebagian orang tindakan mereka berdua mungkin ceroboh dan mampu menimbulkan konflik baru lagi, namun kecintaan Shaqiri dan Xhaka terhadap tanah kelahirannya patut diapresiasi. Mereka menunjukkan pada dunia, bahwa sepak bola mampu mengirimkan jutaan pesan, bukan sekedar permainan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H