Mohon tunggu...
Achmat KhotibHabibullah
Achmat KhotibHabibullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Leoximaru

Always smile be happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembuatan Paving Blok dari Sampah Plastik di Desa Tulungrejo

28 Agustus 2021   23:31 Diperbarui: 28 Agustus 2021   23:31 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi COVID-19 telah berlangsung sejak awal tahun 2020. Pemerintah telah melakukan beragam upaya dalam mencegah penyebaran virus ini. Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah antara lain Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan yang terbaru yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kebijakan tersebut mendorong masyarakat untuk menyesuaikan perilaku sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Selain itu, pandemi COVID-19 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat, dimana aspek kehidupan masyarakat berubah secara cepat. Terutama dari segi ekonomi, dimana seperti kita ketahui kondisi pandemi ini menyebabkan banyak dampak diantaranya PHK oleh pabrik maupun perusahaan dan tidak sedikit pula usaha yang gulung tikar yang menyebabkan ekonomi masyarakat semakin terpuruk.

Dalam kondisi seperti ini diperlukan kreatifitas agar masyarakat bisa tetap bertahan hidup. Salah satu contoh kreatifitas tersebut adalah pengolahan sampah plastik menjadi paving blok yang memiliki nilai jual. Dimana seperti diketahui bahwa sampah plastik kini menjadi momok menakutkan bagi lingkungan. Sampah ini kerap berserakan lantaran penangan yang kurang tepat. Indonesia bahkan didapuk sebagai negara nomor dua penyumbang sampah plastik di lautan. Namun, lain di tangan Ridwan, warga  Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Ia mengubah sampah plastik non-ekonomis, menjadi paving blok yang tak hanya sebagai hasil inovasi, melainkan juga bernilai ekonomis. "Bahan bakunya menggunakan limbah atau sampah plastik non-ekonomis, yang dicampur dengan limbah semen dan pasir," kata Ridwan ditemui di rumahnya, Senin (23/8/2021). Selain dari sisi ekonomis, inovasi ini juga menjadi cara jitu "menyingkirkan" sampah plastik yang sukar diatasi.

Meski demikian, Ridwan menyebut pengorganisasian masyarakat untuk penanganan sampah bagus untuk program jangka pendek. Hanya saja, penyelesaian tersebut baru bisa menangani sekian persen dari total sampah yang dihasilkan. Pembuatan paving blok dari sampah plastik, kata Ridwan, sudah mulai menggaung sejak 2020. Namun ia melihal hal itu sebagai potensi yang bisa dikembangkan. "Contoh misalnya ini, ada lubang biopori. Ini untuk resapan air," ujarnya.

Ke depan ia akan berusaha menyempurnakan teknologi melalui inovasi pembuatan paving blok tersebut, misalnya dengan proses mekanik. "Kita sekarang mencoba bagaimana kemudian kita bisa buat menjadi mekanik," katanya. Paving blok dari plastik dinilai lebih kuat sesuai dengan massa jenis plastik. Produk ini dinilai lebih awat dari paving blok biasa lantaran tidak terkikis air. Ridwan sendiri berharap paving blok ini bisa diproduksi massal, khususnya di Banyuwangi. Sebab, dengan sentuhan teknologi tepat guna, paving ini bakal menurunkan beban pemakaian plastik. http://unej.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun