Mohon tunggu...
Achmad Wira Pratama
Achmad Wira Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Alasan yang Menyebabkan Anak Bungsu Bersikap Lebih Manja dalam Bidang Psikologi

16 Juni 2024   17:05 Diperbarui: 16 Juni 2024   17:08 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

ALASAN YANG MENYEBABKAN ANAK BUNGSU BERSIKAP LEBIH MANJA DALAM BIDANG PSIKOLOGI


Psikologi perkembangan anak sering menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana anak sulung, tengah, dan bungsu berbeda. Salah satu kepercayaan yang paling umum adalah bahwa anak bungsu atau anak terakhir memiliki kecenderungan untuk lebih manja daripada anggota keluarga lainnya. 

Namun, apakah hal ini benar-benar didukung oleh bukti ilmiah atau hanyalah legenda? Pengaruh Urutan Kelahiran Teori yang dikembangkan oleh psikolog Austria Alfred Adler adalah teori urutan kelahiran, yang berpendapat bahwa posisi seorang anak dalam keluarga dapat memengaruhi kepribadiannya dan perilakunya. 

Menurut teori ini, anak sulung sering digambarkan sebagai orang yang bertanggung jawab dan perfeksionis, sementara anak tengah cenderung lebih fleksibel dan ramah. Sebaliknya, anak bungsu biasanya dianggap lebih manja dan cenderung bergantung pada orang tuanya.

  •  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua 

Anak bungsu biasanya mendapat perhatian lebih dari orang tua dan saudara yang lebih tua, membuat mereka merasa dilindungi dan diistimewakan. 

  • Pengalaman Orang Tua 

Dalam mengasuh anak terakhir mereka, orang tua mungkin lebih santai dan membiarkan mereka bertindak bebas. 

  • Dinamika Keluarga 

Anak bungsu tidak merasakan tekanan atau persaingan yang sama seperti saudara-saudaranya, sehingga lebih santai dan kurang terbiasa menghadapi tantangan. Penelitian psikologis berpendapat bahwa urutan kelahiran tidak sepenuhnya menentukan kepribadian anak. Genetika, tempat tinggal di masyarakat, dan pengalaman pribadi juga sangat berpengaruh. Perilaku orang tua dan pengalaman masing-masing anak lebih memengaruhi perbedaan antar anak dalam keluarga.

Ada bukti yang mendukung gagasan bahwa orang tua memberikan perhatian yang lebih besar dan pola asuh yang lebih permisif kepada anak terakhir mereka menghasilkan anak yang lebih manja, tetapi ini tidak selalu benar dalam semua situasi. Setiap anak memiliki kepribadian yang dibentuk oleh berbagai faktor yang kompleks dan unik. 

Oleh karena itu, stereotip tentang anak bungsu yang manja harus diperiksa secara menyeluruh. Pengasuh anak tidak boleh dipengaruhi oleh mitos dan stereotip pengasuh anak harus siap untuk memenuhi kebutuhan unik setiap anak. 

Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah unik, meskipun teori urutan kelahiran menawarkan gambaran yang menarik tentang bagaimana keluarga bekerja. Stereotip bahwa anak bungsu lebih manja termasuk dalam gambaran yang lebih besar tentang perkembangan kepribadian anak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun