Setelah dua tahun lebih Indonesia di terpa virus corona, yang menybabakan sektor ekonomi menurun dan beberapa tatanan sosial berubah, yang berimbas pada pola pikir masyarakat serta etika kehidupan yang mengalami kemerosotan, maka wajar jika kedepannya kita membutuhkan inovasi-inovasi baru untuk merekonstruksi kehidupan, kerena melihat kesehatan mental dan keadaan keluarga-keluarga yang miris.Â
Maka perlu  bagaimana mengembalikan marwah kesehatan mental dan menciptakan solidaritas integritas yang progres di masyarakat. Jika dibiarkan, maka akan terus berkepanjangan, sehingga akan banyak problematika  yang nanti terus terjadi di masyarakat, dan menyebabakan tatanan sosial juga  tatanan kenegaraan akan hancur, maka sangat pantas  jika amunisi baru kita representasikan kepada public sebagai pengingat dan barangkali menjadi pedomana bagi masyarakat terkhusus kepada remaja, karena tatanan kehidupan baru akan diteruskan oleh remaja dan  pemuda kedepannya.Â
Kesehatan mental adalah cara untuk menggambarkan kesejahteraan sosial dan emosional. Anak-anak dan remaja membutuhkan kesehatan mental yang baik untuk berkembang dengan cara yang sehat, membangun hubungan sosial yang kuat, beradaptasi dengan perubahan, dan menghadapi tantangan hidup. Namun, banyaknya masalah mental yang diabaikan dan tak terdeteksi, ini pada gilirannya akan membawa dampak menghancurkan bagi remaja, terutama mereka yang memang sudah rapuh sejak lama.
 Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.Â
Dari beberapa jenis penyakit yang tersaji di atas maka sangat perlu untuk mencari berbagai solusi, sehingga bisa sedikit mengurangi dampak bagi kehidupan selanjutnya, jika dibiarkan begitu saja, otomatis skeptisisme dan traumatis akan selalu terpatri dalam jiwa seseorang, karena penyakit mental itu bisa saja akan membawakan dampak pada bunuh diri.Â
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kurang lebih 800,000 orang setiap tahun melakukan bunuh diri di seluruh dunia. Diperkirakan setiap 3 menit di seluruh dunia melakukan usaha bunuh diri.Â
Meskipun mekanisme bunuh diri tidak sepenuhnya dipahami, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi, seperti sebagai laki-laki muda, milik penduduk asli, orang menderita gangguan mental atau alkohol dan/atau penyalahgunaan zat, dan memiliki sejarah sebelumnya dalam usaha bunuh diri.Â
Dari analisis tersebut sangat miris sekali jika kita membiarkan begitu saja kejidian-kejadian yang nantinya akan menyebabkan dekadensi mental dan hilangnya rasa kepercayaan diri dalam jiwa pemuda, maka sangat diperlukan berbagai antisipasi.Â
Pertama Bangun pola pikir positif. Jika kita sebelumnya selalu merasa tidak bisa menjalani sesuatu, mulai saat ini cobalah untuk membentuk pola pikir positif dan growth mindset dalam diri kita. Setiap Kita ragu, katakan Saya bisa belajar dan melakukan ini jika saya mau.Â
Kedua Tanamkan pada diri kita bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan Kenali kekurangan dan kelebihan kelebihan masing-masing. Jika kita melakukan sebuah kesalahan atau memiliki kekurangan, jangan menganggap itu sebuah kebodohan. Karena sitiap manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.Â