Mohon tunggu...
Achmad Wahyu Hidayat
Achmad Wahyu Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan Ukur Jalan Suksesmu dengan Penggaris Orang Lain -Indra Sugiarto

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Loading and Distribution Food Safety

3 Desember 2021   19:39 Diperbarui: 3 Desember 2021   19:43 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nadia Rahma Putri, Dedin Finatsiyatull Rosida, Ananda Rahma Ayu Bidari, Intan Putri Cindy Lestari, Achmad Wahyu Hidayat

Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik

UPN "Veteran" Jawa Timur

Email: dedinbahrudin@gmail.com

Jaringan pasokan pangan berkembang secara global, sehingga distribusi operasi pangan juga mwmiliki rute yang lebih panjang. Rute yang lebih panjang dan beberapa faktor yang terlibat dalam distribusi pangan meningkatkan resiko pembusukan karena adanya tekanan thermal. Pemantauan suhu selama pendistribusian dan penyimpanan di sepanjang rantai pasokan pangan sebagai faktor utama untuk memastikan kualitas dan keamanan pangan. 

Beberapa penyebab kerusakan pada pemuatan dan distribusi. Faktor resiko kerusakan tersebut antara lain yaitu proses produksi yang tidak tepat, kesalahan penggunaan suhu, prosedur pemuatan yang tidak tepat, kemasan yang rusak, manajemen transportasi yang tidak tepat, karyawan yang memiliki kebiasaan buruk, keamanan dan fasilitas unit transportasi yang tidak memadai, kondisi jalan, kurangnya pengendalian hama pada ruang penyimpanan dan transportasi, area kargo yang tidak bersih, dan kurang adanya penelusuran produk.

Pre loading, Loading, dan Unloading

Sebelum dilakukan pendistribusian, terdapat beberapa hal penting yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas mutu produk. Tahapan preloading merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum barang masuk ke dalam kendaraan, diantaranya memastikan area bongkar muat harus sudah dikonfigurasi, dibersihkan, didesinfeksi (jika perlu), dan dipelihara dengan baik untuk mencegah kontaminasi produk; memeriksa kendaraan sebelum dilakukan pemuatan barang; dan melakukan pemuatan secara bertahap untuk memfasilitasi penyimpanan yang tepat dan meminimalkan paparan selama pemuatan dan pembongkaran. 

Proses pemuatan barang ke dalam transportasi yang akan digunakan untuk pendistribusian dinamakan loading. Beberapa hal yang perlu dilakukan selama tahap loading adalah melindungi produk dari paparan kontaminan dari lingkungan; mempertahankan "cold chain" untuk memastikan produk beku seperti, daging, unggas, dan produk telur disimpan pada suhu yang sesuai selama fase pengangkutan; serta prosedur yang dilakukan selama pemuatan harus sesuai. Sementara itu, unloading dilakukan selama penurunan/bongkar barang dari kendaraaan. Hal-hal yang perlu dilakukan selama tahapan ini yakni memeriksa produk yang masuk dengan cermat serta memindahkan produk dari tempat pemuatan segera ke penyimpanan dingin untuk meminimalkan paparan produk terhadap panas dan kontaminan.

Keamanan Transportasi

Rencana keamanan transportasi diperlukan untuk mengidentifikasi titik-titik rentan serta mengembangkan rencana sanitasi dan keselamatan transportasi yang komprehensif. Dalam rencana keselamatan transportasi perlu dilakukan identifikasi pada semua titik kerentanan dimana terdapat potensi kontaminasi dapat terjadi. 

Hal ini bisa diterapkan dengan melakukan identifikasi potensi bahaya dan pengendaliannya, serta menentukan kontrol untuk mencegah kontaminasi selama transportasi dan penyimpanan. Selain itu perlu adanya managing terhadap kendaraan yang digunakan. 

Semua kendaraan yang digunakan untuk sarana transportasi harus diperiksa kondisi kelayakannya (kebersihan, bau, dan kebocoran) untuk digunakan serta pencatatan dan pemeriksaan kendaraan perlu dilakukan sebelum proses bongkar dan muat. Hal ini diperlukan karena selama transportasi pangan masih mungkin mengalami pencemaran meskipun proses produksi sebelumnya telah dilakukan secara steril.

Proses pemuatan dan distribusi untuk bahan makanan yang mudah rusak dibagi menjadi dua, yaitu untuk buah dan sayur serta untuk daging, unggas, dan telur. Kerusakan buah dan sayur pada saat proses pemuatan dan distribusi dapat dikurangi dengan menerapkan CSCM (Cold Supply Chain Management). 

Kerugian yang signifikan dalam distribusi produk yang mudah rusak karena tidak menjaga produk pada standar peraturan keamanan transportasi makanan oleh industri transportasi. Berikut ini merupakan cara yang dapat dilakukan ketika proses pemuatan buah dan sayur: menggunakan pengemas yang kuat dan memiliki kondisi yang baik, pengemas harus memiliki kemampuan untuk melindungi produk dalam kondisi baik dan pengemas harus cukup kuat untuk melindungi produk yang ada di dalam. Sebelum produk dikemas dalam karton, sebaiknya produk buah dan sayur dibungkus menggunakan pembungkus kertas khusus untuk mengurangi adanya gesekan atau benturan antar produk yang dapat menyebabkan kebusukan.

Cold Supply Chain Management (CSCM)

Cold Supply Chain Management (CSCM) merupakan sistem manajemen yang aktivitasnya memastikan kontrol suhu untuk produk makanan yang mudah rusak. CSCM terdiri dari pembekuan/pendinginan, pengemasan, cold store, pengangkutan ke holding store, pengangkutan ke pusat distribusi, pengangkutan ke outlet ritel, dan penanganan konsumen.

Reference

Accorsi, R., Cholette, S., Manzini, R., & Tufano, A. 2018. A hierarchical data architecture for sustainable food supply chain management and planning. Journal of Cleaner Production, 203, 1039--1054. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2018.08.275 3

Ackerley, N., Sertkaya, A. and Lange, R. 2010. Food transportation safety: characterizing risks and controls by use of expert. Food protection trends. 30(4).

Dwiyanti, V., Chisyti, G., Shaffiyah, I., Chelina, D., and Ertami, E. 2021. Food Logistics Quality: Minimize Damage to Fresh Fruit Shipping in Covid-19 Era. Journal of Logistics and Supply Chain volume 1 No. 1.

Food Safety and Inspection Service. 2003. FSIS Safety and Security Guidelines for the Transportation and Distribution of Meat, Poultry, and Egg Products. United States: United States Depart of Agricultur.

Gustafsson K., Jnson G., Smith D., Sparks L. 2009. Retail Logistics & Fresh Food Packaging, Kogan Page Ltd, UK. ISBN 9780 7494 55170

Matzembacher, D. E., Stangherlin, I. D., Slongo, L. A., & Cataldi, R. 2018. An integration of traceability elements and their impact in consumer's trust. Food Control, 92, 420--429. https://doi.org/10.1016/j.foodcont.2018.05.014

Nastasijevi, I., Lakievi, B., & Petrovi, Z. 2017. Cold chain management in meat storage, distribution and retail: A review. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 85, No. 1, p. 012022). IOP Publishing.

Raut, R. D., Gardas, B. B., Narwane, V. S., & Narkhede, B. E. 2019. Improvement in the food losses in fruits and vegetable supply chain-a perspective of cold third-party logistics approach. Operations Research Perspectives, 6, 100117.

Renko S., Petljak K., Naletina D. 2019. Food Integrity Throughout The Chain: The Case of Good Distribution Practice. LogForum. 15 (1): 53-69.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun