Mohon tunggu...
Achmad Tsaqif Reyhan Zuhdi
Achmad Tsaqif Reyhan Zuhdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya orangnya suka bermain game, olahraga seperti catur dan bulu tangkis, kemudian suka dengan bahasa inggris, dan juga tidak luput dari kesukaan terhadap sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Google Classroom, Aplikasi Online Saat Pandemi, Apakah Efektif?

8 Oktober 2023   19:32 Diperbarui: 8 Oktober 2023   19:48 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kalian berpikir bahwa belajar online pada masa pandemi itu sulit? Atau pernahkah kalian merasa kalau belajar online itu banyak yang tidak memperhatikan gurunya? Oke, inilah caranya agar belajar online kalian tetap berjalan kondusif dan tetap dalam pantauan guru. Inilah aplikasi "Google Classroom"! aplikasi yang bisa digunakan kapanpun dan dimanapun baik itu pada masa pandemi atau pembelajaran online biasa. 

"Google Classroom" adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Google dan rilis perdana pada tanggal 12 Agustus 2014 atau 9 tahun yang lalu. aplikasi "Google Classroom" adalah media pembelajaran yang bisa digunakan secara gratis dan bisa diunduh di Smartphone atau Laptop peserta didik dan guru dengan tujuan agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih terarah dan kondusif.

Tidak hanya itu saja, "Google Classroom" juga bisa digunakan oleh guru untuk mengundang peserta didik, membuat kelas dan membagikan tugas. Jadi bisa dibilang, aplikasi ini hampir menyerupai sistem yang ada di kelas sesungguhnya yaitu terdapat guru dan murid yang dimana guru berperan dalam mengajar dan memberikan tugas. Menurut (idcloudhost.com), "Google Classroom" ini diperuntukkan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan membaca, membagikan pelajaran dan membuat tugas tanpa harus hadir ke kelas. Kemudian aplikasi ini juga merupakan pembelajaran "E-Learning" dimana cara penyampaiannya adalah melalaui penggunaan internet untuk meningkatkan lingkungan belajar dengan konten yang kaya dan cakupan yang luas. Jadi bisa dibilang, peserta didik dan guru pada masa pandemi dituntut untuk bisa melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring atau online, karena masa pandemi adalah masa dimana perkembangan teknologi semakin maju pesat terutama dalam hal komunikasi yang tidak hanya terjadi di Indonesia tapi seluruh dunia. Dan juga agar kita bisa memahami aplikasi asing tersebut, kita harus mempelajarinya dengan melakukan praktik langsung agar tidak menjadi generasi yang gaptek (Gagap Teknlogi) dan ketinggalan zaman.

Kembali lagi ke "Google Classroom" jika dilihat dari cara penyampaian materi, sangatlah berbeda dengan kegiatan di dalam kelas langsung dan didalam aplikasi "Zoom Meeting". Penyampaian materi oleh guru kebanyakan dilakukan dengan cara mengambil video dari "Youtube" sehingga guru tidak perlu repot dan susah dalam mengajar. Jika kita melihat sekilas, cara ini merupakan bukti jika guru tersebut malas dalam mengajar dan lebih mengandalkan video dalam menyampaikan materi, akan tetapi justru cara ini sesuai dengan metode pembelajaran menurut (Miarso, 2004) yang mengatakan bahwa metode pebelajaran harus mengandung rumusan pengorganisasian bahan pembelajaran, strategi penyampaian dan pengelolaan kegiatan dengan memperhatikan faktor tujuan pembelajaran, hambatan belajar, karakteristik peserta didik, agar dapat diperoleh efektivitas, efisiensi dan daya tarik pembelajaran.

Jika cara guru tersebut dimasukkan kedalam metode pembelajaran sangatlah sesuai, contohnya seperti rumusan pengorganisasian bahan pembelajaran. Dalam hal ini guru sudah menyiapkan bahan pembelajaran dan materi yang disampaikan dengan aplikasi "Google Classroom", tugas yang akan dibagikan, tenggat waktu yang ditentukan dan lain sebagainya. Kemudian strategi penyampaian, dalam hal ini guru juga mempersiapkannya seperti memilih video pembelajaran dari "Youtube" yang sekiranya terdapat cara penyampaian yang menarik kemudian terdapat gambar-gambar yang dapat membuat minat belajar tumbuh, maka akan diberikan kepada peserta didik, dan lain-lain.

Gambar 1.2. Kelas dan Kode di Google Classroom/dokpri
Gambar 1.2. Kelas dan Kode di Google Classroom/dokpri

Kemudian selain cara mengajar, aplikasi ini juga akan berbeda fungsi jika dipakai oleh guru ataupun murid. Pada awal penggunaan "Google Classroom", guru dan peserta didik harus mempunyai akun agar bisa mengakses aplikasi tersebut. Kemudian jika guru yang menggunakannya maka peran guru hanyalah membuat kelas yang dimana akan diberikan kode untuk bisa masuk kedalam kelas tersebut, kemudian menyampaikan materi berupa link video yang diberikan kepada peserta didik, kemudian setelah itu guru akan memberikan tugas dan juga tenggat waktunya baik itu langsung, Pekerjaan Rumah, atau biasanya berupa Quiz pertanyaan dari website google, contohnya seperti Quizziz.com. Namun yang paling sering digunakan guru dalam aplikasi ini adalah permainan Quiz pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan oleh guru. Dengan strategi seperti itu minat belajar dan rasa ingin tahu peserta didik menjadi tinggi yang pada akhirnya peserta didik akan meminta dibuatkan Quiz pertanyaan lagi, karena bagi mereka menjawab pertanyaan yang berhadiah poin merupakan hal yang menyenangkan.

Gambar 1.3. Aplikasi Online Quizizz/dokpri
Gambar 1.3. Aplikasi Online Quizizz/dokpri

Kemudian jika yang menggunakan aplikasi tersebut adalah peserta didik, maka perannya adalah menggunakan kode atau "Password" yang telah diberikan guru agar bisa masuk kedalam kelas, kemudian menggunakan link yang telah diberikan guru agar dapat melihat video materi yang akan dibahas atau disampaikan, kemudian mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru dan memperhatikan juga tenggat waktunya agar tidak terlambat dalam pengumpulan tugas. Kejadian ini dilakukan terus menerus selama pandemi Covid-19 yang berlangsung selama 2 tahun lebih.

Kemudian untuk masalah apakah "Google Classroom" itu efektif atau tidak dalam pembelajaran daring atau online? maka jawabannya adalah efektif. Kenapa? karena dengan aplikasi ini, murid bisa jadi lebih senang dan kondusif dalam belajar terutama dalam hal mengerjakan tugas berupa menjawab Quiz pertanyaan dan memperhatikan video pembelajaran yang menarik seperti yang telah dijelaskan. Kemudian dalam pembelajaran daring itu kebanyakan peserta didiknya tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan dan banyak yang mengantuk didalam kelas, akan tetapi tidak bagi "Google Classroom", karena guru bisa mengawasi peserta didik melalui tugas yang diberikan. Guru bisa mengetahui peserta didik mana yang rajin dan malas dalam mengumpulkan tugas karena didalam tugas tersebut ada "Deadline" atau tenggat waktu yang harus diperhatikan siswa.

Jika kita bandingkan antara "Google Classroom" dan "Zoom Meeting", manakah yang lebih baik? Kelebihan dari "Zoom Meeting" adalah bisa digunakan saat offline, online atau Hybrid (bisa keduanya), sedangkan "Google Classroom" hanya "online". Kemudian kelebihan dari "Google Classroom" adalah dapat memberikan soal dan tenggat waktu yang disediakan sedangkan "Zoom Meeting" tidak. Kedua aplikasi memiliki kelebihan yang sama yaitu dapat membagi atau memberikan video pembelajaran untuk peserta didik, kemudian kekurangan yang sama-sama dimiliki kedua aplikasi tersebut adalah kuota atau jaringan internet yang terkadang bermasalah, tergantung di daerah manakah peserta didik dan guru tersebut tinggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun