Berdasarkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 230 juta orang, rasio polisi dengan jumlah penduduk saat ini sebesar satu berbanding 580 orang. Mengantisipasi jatuhnya korban akibat tindakan brutal para bandit, sudah saatnya masing-masing kepolisian di daerah daerah membuat semacam petunjuk praktis (buku paduan) yang bisa dibagikan ke warga.
Isi buku petunjuk praktis itu macam-macam. Misalnya, apa yang harus dilakukan warga ketika memergoki aksi pencurian di rumahnya, di jalan dan lain sebagainya. Sebab, sampai saat ini masing-masing warga tak memiliki buku panduan yang berisi langkah-langkah praktis yang perlu dilakukan saat memergoki aksi pencurian. Paling yang dilakukan warga adalah berteriak, "Malinggg...... maling... maling..." saat memergoki penjahat.
Nah, ketika aksi itu dilakukan pistol keburu berbicara. "Doooorrrr....." korban tersungkur dan tewas. Lalu bagaimana cara paling efektif? Perlukah ada kentongan bambu di rumah? Kalau perlu, sudah saatnya aparat kepolisian mensosialisasikan dan memotori gerakan siskamling dengan modal kentongan bambu. Cara ini kayaknya rada efektif, dibanding berteriak maling, namun senjata lebih dulu meletus.
Solusi kedua, sudah saatnya aparat kepolisian bekerja sama dengan RT/RW untuk mendata masing-masing warganya, termasuk penghuni kos-kosan. Â Selama ini para pengurus kampung lebih cenderung pasif dan baru terkaget-kaget kalau ada kejadian di wilayahnya.
Ketiga, hendaknya aparat kepolisian yang melakukan operasi di jalan-jalan dilengkapi detektor metal untuk mengetahui apakah ada senpi atau senjata tajam dibalik jaket pengendara. Â Selama ini polisi hanya cenderung memeriksa kelengkapan surat-surat kendaraan dan SIM. Jarang sekali memeriksa jaket para pengendara. Padahal, para pelaku kejahatan yang terpantau di Youtube, biasanya mengenakan jaket tebal dan tak melepas helm.
Semoga kedepan, aparat kepolisian mampu memberantas bandit-bandit jalanan yang selama ini aksinya telah mencemaskan masyarakat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H