Dalam kurun waktu 3 tahun ini, Awang baru menjalani 1 kali pemeriksaan oleh tim Kejagung, bertempat di ruang serbaguna Kejaksaan Tinggi Kaltim di Samarinda, dalam status dan kapasitasnya sebagai tersangka, Rabu (7/11/2012). Pemeriksaan selanjutnya belum bisa dipastikan.
Lalu apa jawaban Kejaksaan Agung? Â Kejaksaan Agung tidak akan menghentikan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi divestasi saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) dengan tersangka Gubernur Kaltim, Awang Farouk Ishak. Saat ini putusan kasasi untuk dua terdakwa kasus tersebut sudah keluar.
Kedua terdakwa itu pertama, Direktur Utama PT Kutai Timur Energi (KTE) Anung Nugroho yang di tingkat banding diganjar enam tahun penjara, namun di  tingkat kasasi menjadi 15 tahun penjara. Kemudian Apidian yang sebelumnya bebas menjadi 12 tahun penjara.
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Andhi Nirwanto di Jakarta, Jumat (12/4) menyatakan pihaknya secara resmi belum menerima salinan putusan kasasi untuk kedua terdakwa tersebut. "Nanti akan dikaji lagi (putusan itu terkait dengan Awang Farouk) setelah itu akan diekspos kemudian akan disimpulkan langkah-langkah berikutnya," katanya.
Sebelumnya, mantan Direktur Utama PT Kutai Timur Energi (KTE) Kaltim Anung Nugroho dinyatakan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejaksaan Negeri Sangatta terhitung sejak Selasa (3/4) karena tidak memenuhi panggilan terakhir untuk dieksekusi.
Anung Nugroho merupakan terpidana kasus divestasi saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) senilai Rp576 miliar. Â Nah, seperti dalam pepatah: Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat (kesalahan diri sendiri tidak terlihat, kesalahan orang lain bisa dilihat).
Kenapa bisa begitu? Kita semua tak biasa bercermin, kita semua biasa menjadi mata-mata (menggunakan teropong untuk mencari cari kesalahan orang lain). Kita tidak terbiasa belajar arif, belajar menjadi manusia yang mau mengakui kesalahan diri sendiri, manusia yang mau mengoreksi diri sendiri dan manusia yang selalu mencari akar persoalan kenapa hal itu terjadi... Akankah kedepan kita masih seperti itu, cenderung menyalahkan orang lain, tanpa mau berkaca?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H