Mohon tunggu...
Achmad Smith
Achmad Smith Mohon Tunggu... -

Masih Belajar..\r\nMencoba berdamai dengan takdir melalui tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Misteri Permainan Congklak

9 Januari 2011   09:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:48 2678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_82273" align="alignnone" width="300" caption="Tujuh lubang melambangkan tujuh hari beraktivitas"] [/caption] Congklak atau yang biasa disebut dengan dakon adalah salah satu permainan tradisional dari Indonesia. Lalu apa menariknya permainan tradadisional ini? Apa misteri dibalik permainan dari kayu dan biji kerang ini? Tidak ada yang spesial memang pada permainan tradisional ini jika dibandingkan game modern seperti playstation,X Box, dan lain sebagainya. Lalu untuk apa sih permainan purba ini perlu dilestarikan? Jauh dari sebuah pelestarian akan artefak dari suatu permainan tradisional congklak atau dakon, ternyata ada satu sisi yang sangat perlu untuk dilestarikan. 'Nilai' dalam suatu permainan. Ya, Nilai yang terdapat dalam suatu permainan tradisional merupakan barang mewah perlu dirawat dan dipelihara. Pada permainan congklak terdapat tujuh lubang yang melambangkan hari dalam seminggu yaitu tujuh hari. Lalu? Sabar.. Lalu terdapat lubang tabungan biji pada kedua sisi kanan dan kiri kayu permainan. Nantinya siapa yang terbanyak maka akan menang. Lalu dimana nilainya? - Begini pemain mengambil satu sekop biji pada satu lubang melambangkan bahwa manusia hidup hendaknya hidup cukup tidak berlebihan dengan mengambil sesuatunya sesuai porsinya. - Berikutnya biji-biji yang didapat dari satu lubang dibagikan kepada lubang lainnya mengisyaratkan bahwa manajemen dalam hidup diperlukan agar terjadinya keselarasan dalam hidup,menggunakan atau membelanjakan sesuatunya dengan bijak dan arif. - Selanjutnya biji - biji yang ditelurkan pada masing - masing lubang terakhir dimasukan pada lubang penyimpanan yang berukuran besar. Seara tidak langsung pelajaran menabung tersampaikan pada bagian ini. Ada isyarat bahwa di sini anak manusia tidak sarankan untuk bertindak konsumtif tanpa menyisihkan untuk menabung. Bila suatu halnya terjadi hal yang tidak diinginkan dengan adanya tabungan hal tersebut dapat terminimalisir. - Lalu berikut ini merupakan bagian yang melambangkan manusia secara utuhnya yaitu manusia untuk manusia lainnya. Setelah menabung pada penampungan besar pemain juga menelurkan bijinya pada lubang - lubang milik musuh. Toleransi dan tolong menolong seolah dimaterikan pada bagian ini. - Terakhir pemain tidak dibolehkan menaruh biji pada tabungan pemain lain. Lagi - lagi soal kearifan dalam menggunakan sesuatunya. Permainan tradisional boleh padam bentuk keasliannya dengan menggabungkan bentuk tradisional dengan bentuk modern. Namun nilai pada permainan ini rasanya terlalu sayang untuk dikuburkan oleh zaman karena nilai ini akan hidup entah sampai zaman kapan pun. Jangankan anak kecil,orang dewasa pun dapat belajar dari permainan ini, bahkan para pemimpin bangsa ini sekalipun. (dikerangkakan dari orang yang luar biasa,M. Zaini Alif,pendiri komunitas Hong) Salam Bodoh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun