Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Dampak Positif PSBB bagi Lingkungan Hidup

26 April 2020   22:19 Diperbarui: 30 April 2020   13:12 4377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi kualitas udara hari ini dan prediksi tujuah hari di Jakarta (atas) dan Kota Bandung (bawah) (Sumber AirVisual-IQAir, 26 April 2020)

Kondisi konsentrasi PM2.5 selama masa lockdown di 10 Kota yang diselidiki (Sumber COVID-19 AIR QUALITY REPORT,IQAir 2020)
Kondisi konsentrasi PM2.5 selama masa lockdown di 10 Kota yang diselidiki (Sumber COVID-19 AIR QUALITY REPORT,IQAir 2020)
Temuan lainnya dalam laporan ini menyebutkan bahwa kota-kota dengan tingkat PM2.5 yang secara historis polusinya lebih tinggi, terlihat mengalami penurunan paling substansial, termasuk Delhi (-60%), Seoul (-54%) dan Wuhan (-44%). Selama lockdown 10 minggu di Wuhan, kota ini mengalami kualitas udara Februari dan Maret yang paling bersih. 

Waktu-waktu dengan kondisi udara "tidak sehat" di Delhi dan nilai yang lebih buruk, turun secara drastis dari 68% pada 2019 menjadi 17% selama periode penguncian (Menurut Indeks Kualitas Udara AS). 

Adapun di Los Angeles mengalami kondisi udara bersih dengan persentase terbesar dan terlama dalam catatan yang memenuhi pedoman kualitas udara WHO. Mumbai, Sao Paulo dan New York juga mengalami penurunan polusi udara masing-masing sebesar 34%, 32%, dan 25% selama masa lockdown.

Bagaimana dengan kondisi kualitas di Jakarta dan beberapa kota di Indonesia yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)? 

Jakarta yang pertama kali menerapkan PSBB pertama dan masih berlaku saat ini memiliki kualitas udara dengan warna "oranye" yang berarti tidak sehat untuk kalangan rentan pada 26 April 2020 pukul 14.00 WIB. 

Menurut situs IQAir dalam kondisi fluktuatif dari sedang (kuning), tidak sehat untuk kalangan sensitif (oranye), tidak sehat (merah muda) kemudian sehat atau bersih (hijau). 

Adapun Kota Bandung diprediksi memiliki kondisi kualitas udara yang rata-rata sedikit lebih baik dibandingkan Jakarta dengan rata-rata kondisi udaranya sedang. 

jakarta-airquality-prediction-5ea5a4b6097f3660d9303f72.jpg
jakarta-airquality-prediction-5ea5a4b6097f3660d9303f72.jpg
Kondisi kualitas udara hari ini dan prediksi tujuah hari di Jakarta (atas) dan Kota Bandung (bawah) (Sumber AirVisual-IQAir, 26 April 2020)
Kondisi kualitas udara hari ini dan prediksi tujuah hari di Jakarta (atas) dan Kota Bandung (bawah) (Sumber AirVisual-IQAir, 26 April 2020)
Meskipun PSBB tidak sama dalam konsep dan penerapan dengan lockdown di luar negeri, namun dengan adanya pembatasan mobilitas akan berdampak pada menurunnya tingkat polusi udara dan berkurangnya konsentrasi udara beracun di udara Indonesia. 

Apalagi lockdown total diterapkan oleh pemerintah Indonesia di daerah "zona merah" Covid-19, penurunan konsentrasi polutan bisa lebih signifikan seperti di negara yang dikaji pada laporan oleh IQAir terhadap 10 kota di dunia tersebut.

Efek positif lain bagi lingkungan yang akan terjadi dari penerapan pembatasan aktivitas dan mobilitas warga seperti PSBB diantaranya; berkurangnya pencemaran air akibat ditutupnya industri, pengurangan emisi gas rumah kaca karena berkurangnya aktivitas industri dan berkurangnya konsumsi bahan bakar fosil.

Selain itu, dampak positif lainnya yakni berkurangnya pencemaran air dari industri, percepatan pemulihan lahan secara alami yang rusak akibat aktivitas illegal, tersedianya waktu untuk flora dan fauna tumbuh dan berkembangbiak dengan minim gannguan manusia serta menurunnya heat island di perkotaan akibat menurunnya konsentrasi polutan di udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun