Ya, bumi mulai memulihka diri. Itu sejak kedatangan virus corona (corona). Corona sedang membuat ekuilibrium bagi bumi. Manusia terlalu lama menginjak dan menyakiti bumi. Manusia masih saja pongah dan rakus meski bumi merespon kecongkakan mereka dengan bencana. Bencana demi bencana ternyata tak menyadarkan manusia. Sampai akhirnya Tuhan mendatangkan makhluk mikro bernama corona.
Corona membuat manusia tak lagi jahat kepada bumi. Corona membuat manusia sibuk menyelamatkan dirinya sendiri dan melupakan bumi apa adanya. Bumi pun punya kesempatan bernafas, tumbuh, mengalir, berhembus, membersihkan diri dan memulihkan diri kembali saat manusia panik dengan dirinya sendiri.Â
Saat manusia sibuk ingin selamat, bumipun kembali pulih. Satwa liar bebas bergerak tanpa banyak ancaman dari peladang, perambah lahan pemburu. Ikan-ikan berkembang dan berkelana bebas sedikit aman dari ancaman nelayan perusak habitat laut. Hutan menghijaukan dedaunannya dengan tenang, terbebas sejenak dari pembakar lahan, penebang liar dan perambah lahan. Tanah dan air tanah memulihkan diri dari cekaman penambangan. Air sungai mengalir lebih jernih karena pabrik-pabrik menutup aktivitasnya. Udara bersih mengalir bebas. Langit tersingkap dari gumpalan asap polutan dan hamparan biru terlihat begitu indahnya.
Terima kasih corona, karenamu Bumi mulai memulihkan diri. Ini kado indah Hari Bumi 2020. Ini momentum membantu manusia yang tak pernah komit memenuhi janjinya untuk menurunkan emisi GRK dengan rangkaian pertemuan mewah internasional yang taka da ujung pangkalnya. Meski kehadiranmu tak terlihat mata oleh kami, tapi jiwa kami sangat merasakannnya. Bumi sangat berterima kasih padamu.
Selamat Hari Bumi 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H