Salah satu wilayah di Indonesia yang sudah sukses dengan sinergi dua misi ini adalah Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Gubernur NTB Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainul Majdi atau dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang, kunjungan wisatawan di NTB menunjukan tren peningkatan setiap tahunnya. Data 2015-2016 menunjukan adanya kenaikan cukup signifikan dari kunjungan wisatawan dari Timur Tengah yang meningkat hingga 190 persen, sedangkan dari Malaysia melonjak sebanyak 34 persen. Tahun ini, NTB menargetkan tingkat kunjungan wisatawan mencapai 3,5 juta, atau meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 3 juta wisatawan. Â (Baca Ini Kunci Sukses Kembangkan Wisata Alam di NTBdisini)
Kunci penerapan ekowisata halal adalah keberanian dari pengelola dengan dukungan pemerintah setempat, seperti yang diungkapkan oleh Gubernur NTB. Ekowisata halal harus berani memperbaiki image dari wisata bebas sebebas alam menjadi wisata alam dan iman. Hal ini membutuhkan dukungan banyak pihak dan dijalankan bertahap sesuai pemahaman masyarakat.
Meski tidak semua lokasi ekowisata harus menerapkan konsep wisata halal, namun penerapan wisata halan di lokasi ekowisata memiliki banyak dampak sampingan. Selain mampu menjaga keamanan suasana spiritual, melestarikan lingkungan, meningkatkan pendapatan masyarakat, juga mampu menjaga membangkitkan semangat keberagamaan dalam segala kondisi. Seperti saat berkunjung ke Danau Toba yang masyarakat sekitar lokasi wisata tersebut banyak yang non-Muslim, namun wisatwan muslim tetap nyaman, terjaga dan terjamin tetap bisa merasakan suasana spiritual di lokasi wisata. Wisatawan muslim bisa dengan mudah menemukan tempat shalat, kuliner halal dan pakaian yang sopan dari warga.
Dengan ekowisata halal, kita wujudkan alam lestari, masyarakat relijius dan masyarakat sejahtera.
Salam lestari!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H