Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Memerangi Sampah Laut Menuju Lautku Bebas Sampah

12 Desember 2017   23:08 Diperbarui: 12 Desember 2017   23:37 2975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riset yang dilakukan oleh Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kelautan dan ntuk bisa menanggulangi permasalahan sampah, khususnya plastik di laut, diperlukan kajian kerentanan pesisir terhadap bencana sampah riset dalam rangka, memahami hidrodinamika dan pergerakan cemaran sampah di perairan pantai, dengan parameter fisik dan kimia seperti tutupan lahan di DAS, batimeteri, arus, gelombang, pasang surut, dan iklim. Selain itu riset yang melibatkan berbagai negara mengatasi sampah laut telah dilakukan. Indonesia sekarang sudah menjalin kerja sama dengan Bank Dunia dan Denmark untuk mengadakan penelitian di 15 lokasi. Indonesia juga sudah menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat untuk kepentingan penelitian ikan yang mengonsumsi plastik di laut (Baca disini)

Pemanfaatan sampah plastik di kalangan industri.

Untuk mengurangi sampah yang tidak terurai di lingkungan diperlukan terobosan dengan pengembangan bio-plastic dari singkong, rumput laut dan pengelolaan sampah menjadi energi. Kalangan swasta dan industri diharapkan peran besarnya dalam langkah ini.

Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri.

Prinsip 5 R dalam mengelola sampah yaitu Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Repair perlu terus dikampanyekan menjadi sebuah budaya. Saat ini berkembang juga model pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang dikenal dengan bank sampah. Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri sangat penting karena aktivitas masyarakat khususnya rumah tangga menyumbang sampah yang bisa sampai ke lautan dalam jumlah yang tidak sedikit.

Gerakan Nasional Lautku Bebas Sampah.

Grakan ini perlu digelorakan dan ditumbuhkan di berbagai lapisan masyarakat dan tingkatan pemegang kewenangan. Grakan nasional ini perlu terus dibangkitkan untuk menghindari perubahan kebijakan dan implementasi program akibat perubahan pemegang kekuasan. Dengan gerakan, siapapun pemegang tampuk pimpinan, gerakan ini terus bergulir dan tumbuh menjadi bagian dari budaya masyarakat.

Semoga dengan kerja bersama semua pihak, sampah laut tak lagi menjadi ;hantu laut' yang menakutkan, malahan bisa membawa berkah. Semoga upaya Memerangi Sampah Laut Menuju Lautku Bebas Sampah bisa terwujud.

Salam lestari!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun