“Kalau bisa dibantu, jangan sampai sekolah ini tutup.”
Demikian ungkapan salah satu pengelola sebuah sekolah yang menampung anak yatim, anak dari kalangan tak mampu, anak yatim dan anak jalanan ini kepada saya. Sekolah ini bernama Madrasah (MA) Aliyah Amaliyah Indonesia. Saya mengunjungi sekolah ini pagi tadi, Rabu, 8 Maret 2016 atas permintaan istri saya yang mengetahui lebih awal kondisi sekolah yang kabarnya terancam bubar.
Sekolah murah atau hampir gratis untuk anak tidak mampu yang rata-rata hampir putus sekolah ini, sudah memasuki tahun ketiga mendidik anak-anak yang punya keterbatasan biaya. Beberapa siswa mulai bekurang jumlahnya karena kendala biaya transportasi dan biaya hidup yang membuat mereka harus kembali ke lingkungan asalnya, bekerja di usia sekolah demi bertahan hidup.
Nuzul, salah satu siswa MA Amaliyah Indonesia, setiap hari usai sekolah langsung bergegas ke sebuah café di Medan untuk menunaikan pekerjaan sebagai tukang parkir. Ada juga siswa usia sekolah menjaga warnet. Ada juga siswa yang ikut membantu orang tuanya bertugas jaga malam disebuah perumahan. Ternyata ada salah satu anak dari siswa MA Amaliyah ini dulu anak terlantar yang terpisah dari keluarganya dan hidup di jalanan. Alhamdulillah, sekolah ini selain bisa menarik anak ini dari jalanan juga bisa mengembalikan lagi ke rumah, berkumpul dengan keluarganya. Sungguh saya terkesan dan terharu dengan siswa yang saya jumpai di sekolah ini.
Bu Ani, baru memegang kendali pengelolaan sekolah setahun terakhir ini setelah ada pergantian pengelola. Pergantian pengelola ini sebenarnya sangat berat bagi Bu Ani dan tim guru berhubung dana operasional yang harus dicari secara patungan yang tidak mudah didapat. Guru-guru bekerja dengan gaji Rp. 25.000,- sekali pertemuan. Siswa hanya membayar infaq sebesar Rp. 30 ribu/bulan yang seringkali tidak lancar atau sering menunggak. Bu Ani mengatakan, bila tidak ada niat pengabdian yang besar dari para guru, sekolah ini hanya berusia seumur jagung.
Bu Ani dan tim sekolah sudah berupaya mencari dukungan dan bantuan. Ada beberapa lembaga yang menjanjikan bantuan, namun jangka waktu realisasinya masih cukup lama sementara kebutuhan mendesak operasional sekolah segera harus dipenuhi bila tidak ingin sekolah ini tutup.
Sekolah MA Amaliyah Indonesia sudah dengan keterbatasannya, mampu menjadi jembatan bagi banyak anak yang hampir putus harapannya mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan. Sekolah yang dikelola dengan niat baik dan harapan besar ini sangat membutuhkan uluran tangan kita.
Semoga ada pihak yang memiliki kelapangan, kekuasaan dan kekuatan besar bisa menopang cita-cita sekolah ini menjadi harapan masa depan bagi anak dhuafa, anak yatim dan anak jalanan.