Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sinergi Tanpa Batas di Lokasi Banjir Jati Asih Bekasi

23 April 2016   13:06 Diperbarui: 24 April 2016   12:06 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Mengulurkan tangan memberikan sarapan pagi buat korban banjir di lokasi banjir PGP Bekasi (Dok. Relindo Jabar 22/04/2016)"][/caption]“Sudah surut banjirnya. Sudah semata kaki.”

Demikian ucapan Kang Guntur, salah seorang relawan yang menyambut kedatangan kami pada malam, pukul 22.00, Kamis 21 April 2016.

Saya tidak terlalu kaget dengan berita ini. Kalaupun surut saya tetap harus melakukan sesuatu karena sudah berniat kuat bersama 5 teman relawan dari Bogor (Bayu, Pian, Hasan, Asep dan Rudy) untuk membantu saudara-saudara yang terkena musibah banjir di Jati Asih Kota Bekasi.

Kami diarahkan ke sebuah Masjid oleh Kang Guntur. Masjid itu adalah posko sementara kami. Bu Kikie, relawan perempuan satu-satunya dari Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan (Relindo) langsung turun mobil dan menuju kamar mandi untuk bebersih. Sejak sore hingga habis isya tadi, Kang Guntur bersama relawan Relindo lain sudah terjun ke lokasi banjir mendistribusikan makanan dan evakuasi korban dalam kondisi gelap gulita. Baju mereka basah kuyup.

[caption caption="Tim relawan dari Relindo mendistribusikan bahan makanan di lokasi banjir PGP pada malam hari, Kamis 21 April 2016 (dok. Relindo Jabar, 21/04/2016)"]

[/caption]“Kita istirahat dulu malam. Kita lihat kondisi besok pagi.”

Malam itu, kami tidur dalam suasana syahdu di sebuah masjid di Jati Asih. Hujan sempat turun sejenak malam itu. Kami mendapatkan informasi dari Denny, relawan Relindo yang standby di lapangan bahwa air mulai naik lagi sejak pukul 00.15, Jumat 22 April 2016.

Usai berjamaah shalat subuh kami bergerak ke lokasi banjir. Memasuki pintu gerbang Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), terlihat banyak kendaraan besar berjejer menutupi jalan. Sebuah truk besar milik kepolisian parkir dekat genangan banjir dengan lampu sorot yang besar mengarah ke dalam perumahan. Listrik memang padam di perumahan yang digenangi banjir sampai 4 meter ini. Tampak pemandangan air coklat dengan sampah mengapung menggenangi perumahan yang dihuni lebih dari 6000 jiwa ini.

Saya langsung mengambil gambar untuk dokumentasi. Bu Kikie nampak sedang ngobrong dengan salah satu tim Rescue dari Astra. Saya langsung membenamkan kaki saya di genangan banjir dan berjalan di sekitar perahu karet yang masih menganggur. Tak lama kemudian, datanglah beberapa anak muda berkaos loreng merah dan bepakaian kaos panjang oranye  bertuliskan Baguna. Mereka ingin menyalurkan bahan makanan buat warga di dalam komplek. Kemudian beberapa plastik besar berisi paket nasi bungkus juga dimuat di perahu karet bertuliskan BASARNAS JAKARTA berasal dari Partai Keadialn Sejahtera (PKS) Kota Bekasi dan Baitul Mal Hidayatullah. Jadilah perahu karet yang akan kami naiki ini bersal dari beragam pihak yang saling percaya dan saling membantu.

[caption caption="Tim Relindo Menerima bantuan dari berbagi pihak di antaranya dar Baitul Mal Hidayatullah untuk disalurkan ke lokasi banjir (Dok. pribadi 22/04/2016)"]

[/caption]Bu Kikie dengan sigap langsung menerima bantuan itu dan mengatur personel yang siap meluncur menembus banjir yang tingginya sekitar seleher orang dewasa  (pukul 06.00 WIB, 22 April 2016) untuk membagikan makanan buat korban banjir yang masih ada di rumah mereka.

“Sarapan... Sarapan... ..siapa mau sarapan!”

Aris seorang relawan dari tim Rescue Astra berteriak-teriak menarik perhatian warga yang ada di lantai dua rumah di kawasan PGP ini. Tak lama kemudian, beberapa warga melambaikan tangan tanda mau diberi makanan. Kami pun sibuk mengulurkan tangan dan sesekali melempar nasi bungkus, biskuit dan air minum dalam kemasan kepada warga yang tinggal di loteng. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun