Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Mutiara di Longsor Banjarnegara itu Seorang Kepala Desa

7 April 2016   08:34 Diperbarui: 7 April 2016   10:53 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tim relawan membantu wara di lokasi longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar Madukara Kab Banjarnegara (dok. pribadi 6/4/2016)"][/caption]"Ini sudah hari ke-13 mereka bertugas sebagai relawan. Mereka sehari-harinya kerjanya sebagai pengepak buah Salak."

Itulah ungkapan warga Banjarnegara bernama Sudibyo. Pak Dibyo begitu saya memanggil pria bertubuh besar dengan logat bicara khas Jawa Banyumas. Pak Dibyo adalah Ketua Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan (Relindo) Kabupaten Banjarnegara yang mengkoordinir warga kampung untuk ikut terjun menjadi relawan di Desa Clapar Madukara.

Di Dusun Clapar Desa Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara pada 24 Maret 2016 terjadi longsor dan gerakan tanah yang mengakibatkan 27 rumah rusak dan 58 KK terdampak, serta 15.5 Ha lahan pertanian rusak. 

Sejak longsor pertama Kamis Malam (24/3/2016) kondisi lahan di dusun tersebut terus mengalami longsor susulan dan tanah yang terus bergerak. Beruntung aparat desa segera sigap memerintahkan warganya segera mengungsi untuk menghindari korban jiwa. Dan korban jiwa bisa dihindari dari bencana longsor dan tanah bergerak ini karena warga mengikuti arahan aparat desa.

Hari Jumat pagi (25/3/2016), sejumlah pihak turun ke lapangan untuk membantu evakuasi barang-barang berharga yang masih bisa diselamatkan, membuat dapur umum dan pengungsian.

[caption caption="Seorang relawan ikut membantu membersihkan reunruhan dan menyelamatkan barang berharga di lokasi longsor Desa Clapar Madukara Banjarnegara (dok. pribadi 6/4/2016)"]

[/caption]Pagi itu (6/4/2016) menuju dua pekan longsor pertama, di lokasi reruntuhan longsor yang meluncur sejauh 2.5 Km ini, tampak pemandangan kontras para lelaki berbaju oranye. Menurut warga mereka setiap hari terjun ke tempat bencana semenjak hari pertama kejadian longsor. 

Mereka menyeruak di reruntuhan bangunan membantu membongkar bangunan dan menyelamatkan barang berharga. Mereka membantu warga yang sakit melintas jalur alternatif. Mereka membuatkan tempat sampah dan jalur alternatif yang aman buat warga. Mereka sebagian besar dari relawan Indonesia untuk kemanusiaan (Relindo) Kabupaten Banjarnegara.

Relawan Relindo diakui para relawan lain memiliki fisik yang kuat dan semangat tinggi. Saya pernah melihat foto seorang relawan Relindo menggendong seorang nenek melintasi bukit yang terjal hampir 2 km. Pagi itu saya beruntung berada di lokasi bencana ini dan bertemu relawan tangguh yang biasa dipanggil dengan Pak Said. 

Saya menyaksikan sendiri bahwa Pak Said dan kawan-kawan Relindo sangat kuat fisiknya. Genteng, kusen kayu, dan barang lain yang berat bisa diangkut ke lokasi yang aman bersama relawan lain dari BPBD, TNI, Rumah Zakat, PKPU, PKS, NU, MTA dan komunitas lain.

[caption caption="Relawan membantu mengangkut logistik untuk perluan gotong royong di lokasi longsor Desa Clapar Madukara Banjarnegara (do. pribadi 6/4/2016)""]

[/caption]Bila dilihat di lapangan pagi itu, "pasukan oranye" pimpinan Pak Dibyo lah yang paling banyak jumlahnya di lokasi bencana longsor. Dari 50 anggota Relindo Banjarnegara yang ada, hari itu sebanyak 21 orang terjun bertugas di lapangan. 

Dengan jumlah relawan, yang cukup banyak, bisa bertugas terus menerus tanpa lelah serta dipimpin seorang Kepala Desa Kali Urip, fenomena ini sungguh mengagumkan bagi saya.

Kepala desa? Ya Kepala desa. Kepala desa itu tak lain dan tak bukan adalah Pak Dibyo, Posisi Pak Dibyo sebagai Kepala Desa tetangga (Kali Urip) memudahkan kerja beliau sebagai seorang relawan dan juga koordinator relawan di lapangan. 

Semua aparat pemerintah mudah diajak bertemu, ngobrol atau untuk mengumpulkan data. Warga desa juga antusias ketika Pak Dibyo mengajak mereka membantu sesama yang terkena musibah. Bahkan saat ada kunjungan dari Wakil Bupati  (Wabup) Banjarnegara ke lokasi bencana, Pak Wabup langsung turun dari motornya dan menyalami Pak Dibyo.

"Terima kasih Ya Pak. Sudah membantu kami," kata Pak Wabup, Hadi Supeno.

"Ini teman kami dari Bogor," Pak Dibyo memperkenalkan saya ke Pak Wabup.

"Oh dari Bogor. Terima kasih jauh-jauh sudah datang membantu," jawab Pak Wabup.

[caption caption="Pak Wabup Banjarnegara (keempat dari kanan),Pak Dibyo (kelima dari kanan), dan saya (ketiga dari kanan) di Desa Clapar Kec. Madukara Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah (dok. Tim Relindo 6/4/2016)"]

[/caption]Pak Dibyo adalah mutiara yang saya temukan di balik reruntuhan tanah, kebun dan bangunan di lokasi longsor Madukara Banjarnegara. Pak Dibyo menginspirasi saya, bahwa apapun status, kesibukan dan pekerjaan tak seharusnya menghalangi seseorang bertugas untuk tugas kemanusiaan. Bahkan posisi yang strategis membuat tugas kemanusiaan menjadi lebih efeisien dan efektif.

Sebagai pemimpin beliau merupakan pemimpin formal sekaligus kultural. Pak Dibyo tak hanya memimpin warganya karena status dan kedudukannya namun justru beliau seorang pemimpin yang menonjolkan qudwah (contoh baik) dan aksi nyata daripada wewenang dan kekuasaannya.

Terima kasih Allah, sudah mempertemukan saya dengan sosok Pak Dibyo dan kawan-kawan relawan di Banjarnegara yang aksinya memancarkan kemilau inspirasi. Kemilau itu laksana mutiara yang muncul dari nurani kemanuisaan.

Salam kemanusiaan.

7 Maret 2016
 Achmad Siddik Thoha - Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan Kota Bogor
 HP. 081285307940

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun