Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah Banjir Bandung, Ada yang Menyelamatkan Diri dari Banjir dengan Menjebol Genteng

19 Maret 2016   22:53 Diperbarui: 20 Maret 2016   08:29 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pak Deden Warga RW 13 Kelurahan Andir Baeendah Kabupaten Bandung menunjukkan bekas banjir di rumahnya (dok. Relindo Jabar 19/3/2016)"][/caption]“Sudah sebulan banjirnya Pak. Seminggu ini yang paling parah. Ini banjir paling parah selama 10 tahun ini.”

“Seberapa tinggi banjirnya, Bu?”

“Coba Bapak lihat gambar ini. Sampai naik ke genteng Pak. Ada yang menjebol genteng biar bisa selamat, Pak.”

Demikian percakapan singkat saya dengan Ibu-ibu warga Kampung Ciputat RW 13 Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung sore tadi (19/3/2016).

Saya bersama teman-teman dari Relawan Indonseia untuk Kemanusiaan (Relindo) Jawa Barat membagi-bagi makanan hangat untuk warga yang rumahnya masih tergenang banjir. Kami masuk ke gang-gang sempit yang masih tergenang air berwarna coklat bercampur lumpur  Warga begitu antusias menerima pemberian sederhana kami. Kami juga melintasi genangan setinggi lutut orang dewasa untuk menjangkau lokasi rumah-rumah yang masih dihuni warga dan membagi makanan. Ada warga lanjut usia yang tidak bisa turun dari lantai dua rumahnya hingga kami harus memakai tali untuk menaikkan makanan agar Si Nenek bisa mendapatkan makanan.

[caption caption="Seorang nenek warga Kelurahan Andir menarik tali dan makanan yang diberikan oleh salah seorang relawan (dok. Relindo Jabar 19/3/2016)"]

[/caption]Di RW 06 kami melanjutkan pembagian makanan hangat dengan kembali melintasi banjir sepanjang 100 m setinggi paha orang dewasa. Beberapa motor yang melintasi genangan air yang aromanya tidak sedap ini harus mendorong motornya karena mogok.

Tiba di RW 06 kami membagi-bagi makanan dengan cepat. Tak disangka Ibu-ibu dan anak-anak berlarian melihat teman-teman dari Relindo membawa bungkusan kantong kresek hitam.

“Pak Rudy, lihat di belakang Bapak,”

Pak Rudy salah satu relawan Relindo Jabar menengok ke belakang. Tampak Ibu-ibu dan anak-anak berlarian mendekati Pak Rudy dan Mas Bayu yang sedang membawa bungkusan paket makanan matang. Dalam sekejap nasi bungkus yang kami bawa langsung ludes diserbu warga yang sangat ‘antusias’ mendapat bantuan dari relawan dan warga luar Andir.

[caption caption="Peta Survei Daerah Terdampak Banjir di Kelurahan Andir Kecamatan Baeendah Kab Bandung (dok. Relindo Jabar 19/3/2016)"]

[/caption]Banjir di sebagian besar Kecamatan Baleendah memang belum surut. Dari survei cepat yang saya lakukan dengan Pak Nandar, salah satu warga Kelurahan Andir, terdapat 6 RW yang masih ditemukan genangan banjir. Selain genangan banjir, lumpur-lumpur masih menumpuk di pemukiman warga. Bahkan ada lumpur yang menutupi separuh rumah warga yang sampai saat ini belum diapa-apakan oleh pemiliknya. Bahkan saya diajak oleh seorang warga RW 13 bernama Pak Deden masuk ke dalam rumahnya. Beliau meminta saya melihat bekas banjir dan kondisi rumahnya yang hampir tak ada barang tersisa di dalamnya.

[caption caption="Kondisi banjir di RW13 dan RW 06 di Kelurahan Andir Kec. Baleendah Kab. Bandung (dok. pribadi 19/3/2016)"]

[/caption]“Sudah sebulan rumah ini tak juga kering. Minggu lalu air masuk ke rumah sangat deras. Air sampai ke langit-langit. Habislah semua barang kami.”

Demikian pengakuan Pak Deden, saah satu warga RW 13 Kelurahan Andir pada saya sore itu.

Duh sungguh memprihatinkan kondisi para warga terdampak banjir di Kabupaten Bandung ini. Saya tidak melihat upaya sangat keras dari pemerintah untuk menangani ini. Adapun saya justru melihat warga sangat senang dengan kehadiran para relawan yang meskipun membantu sekedarnya, mereka sangat menghargai.

“Nuhun, Pak.”

“Hatur Nuhun pisan Pak, sudah jauh-jauh datang kesini membantu kami.”

Itu ungkapan yang berulang kali diucapkan warga pada saat kami membagi-bagikan makanan. Sungguh melegakan dan mengobati rasa lelah tim relawan yang sejak tadi pagi bersama warga lain menyiapkan makanan siap makan dengann sigap dan cakap.

Saya menanyakan sikap warga yang antusias ini ke Pak Nandar.

“Mereka memang jarang terakses bantuan selama banjir, Pak. Jadi pas ada bantuan mereka sangat antusias dan senang.”

Ya Allah….semoga derita mereka, para warga yang terdampak banjir segera berakhir. Semoga pemerintah bisa segera membenahi pengelolaan aliran sungai sehingga banjir tidak terus berulang seperti yang terjadi di Baleendah ini.

[caption caption="Warga sangat antusias menyambut bantuan makanan siap makanan yang dibawa oleh relawan (dok. Relindo Jabar 19/3/2016)"]

[/caption]Mari bantu dan doakan warga yang masih berjuang dalam genangan banjir,  agar mereka bisa menikmati masa-masa normal kembali, bebas beraktivitas tanpa banjir.

Salam Kemanusiaan!

Achmad Siddik Thoha

Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan Jawa Barat

CP. 0812-8530-7940

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun