Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengapa Kota Bogor Sering Banjir?

1 Maret 2016   11:53 Diperbarui: 1 Maret 2016   13:19 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Banjir Kota Bogor Warga Butuh Bantuan Perbaikan Tanggul dan Rumah

4. Para Relawan yang Bersahabat dengan Sampah

Dari tiga kali survei, rapid assessment dan aksi kemanusiaan yang penulis lakukan bersama dengan tim relawan di Kota Bogor, beberapa hal yang membuat Bogor kita sering dilanda banjir dalam 4 bulan terakhir ini antara lain:

1.       Berubahnya daerah tangkapan air menjadi permukiman

Daerah tangkapan air ini banyak tersebar di daerah-daerah cekungan yang dulunya berupa rawa. Saat ini daerah tangkapan ini biasanya difungsikan sebagai kolam, baik kolam ikan, kolam pancing maupun sebagai kolam tangkapan air. Sawah-sawah yang merupakan areal yang banyak menampung air juga memiliki fungsi sebagai daerah tangkapan air yang kini luasnya semakin berkurang. Beberapa daerah tangkapan air ini banyak yang “diurug” untuk dibangun permukiman atau tempat bisnis. Banjir di Bogor Barat khususnya di Kelurahan Situgede membuktikan bahwa konversi daerah tangkapan air menjadi areal terbangun (permukiman, ruko dan industri) mengakibatkan banjir khususnya pada Minggu kemarin (28/2/2016).

[caption caption="Banjir di Rawa Jaha Kelurahan Situgede Bogor Barat (dok pribadi 28/2/2016)"]

[/caption]

2.       Padatnya bantaran sungai dengan permukiman

Ini fenomena umum di perkotaan di Indonesia, termasuk di Kota Bogor. Seluruh bantaran Sungai di Kota Bogor hampir tak menyisakan jalur hijau yang seharusnya ada. Jangankan bantaran sungai, banyak bangunan di Kota Bogor malah menjorok ke sungai membuat lebar sungai makin berkurang. Akibatnya saat curah hujan sangat tinggi, aliran sungai menghantam sisi bangunan yang ada di bantaran sungai. Dampaknya banjir yang melanda kawasan Bogor Utara November 2015 lalu banyak menghancurkan bangunan yang ada di bantaran Sungai Cibuluh dan membuat air meluap ke permukiman warga.

3.       Menumpuknya sampah di Sungai dan saluran drainase

Menurut data Rencana Pembangunan Jangaka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2015-2019 terdapat 29.80 % sampah yang tidak terangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di mana sebagian besar dibuang ke sungai oleh warga. Penulis mendapati fenomena ini dengan sangat gamblang seperti di Bendali Kelurahan Cibadak, Danau SItugede dan Sungai Cibuluh. Sampah-sampah ini membuat aliran air terhambat sehingga sungai dan saluran drainase mudah meluap. Warga justru sangat menyadari bahwa banjir itu salah satunya disebabkan oleh perilaku mereka yang membuang sampah. Sampah dibuang di belakang rumah warga di Kelurahan A, tapi yang merasakan banjir Kelurahan B. Seorang warga Cibuluh pernah mengungkapkan sebuah pernyataan pada penulis saat terjadi banjir pada pertengahan November 2015 :

“Kami merasa, dulu-dulu kami membuang sampah ke Sungai, sekarang sampah itu balik lagi ke rumah kami.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun