Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Umrah Ronal Surapradja: Antara Rindu Rasulullah SAW dan Rindu Dosa

13 Januari 2016   10:05 Diperbarui: 13 Januari 2016   10:38 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Itulah kata-kata indah yang berasal dari Ronal Surapradja, artis komedi, yang juga penyiar Jak FM 101 FM Jakarta. Saya mendengarnya langsung dari acara Jak FM pada Rabu, 13/1/2016 pk/ 09.15.  Saya terpaku dan terpukau sejenak dengan kata-kata ini.  Sampai saya berhenti dari pekerjaan saya. Langsung saya menuliskan kata-kata seingat yang saya tangkap. Saya yakin ada kata-kata yang tidak sama persis dengan yang dikatakan oleh Ronal. Tapi semoga kalimat pembuka yang saya tulis diatas tidak melenceng dari makna.

Ya, Ronal tidak sedang siaran di Jak FM, namun beliau sedang umrah saat ini. Jak FM sengaja tetap memperdengarkan suara Ronal kepada pemirsa melalui rekaman kesan-kesan beliau selama menjalani umrah. Momen kenangan Ronal saat sedang berada di Madinah dan mengunjungi makam Rasulullah SAW sangat bagus dikemas. Kata-kata Ronal sangat menyentuh sekaligus menjadi tamparan bagi banyak jamaah umrah pada umumnya.

Kita menyaksikan sangat banyak orang yang menjalankan umrah. Mereka mengalami banyak pengalaman spiritual yang sangat luar biasa. Mereka menemukan muara dari kerinduan yang memuncak. Mereka yang umroh juga merasakan kerinduan yang memuncak untuk bisa bertemu sosok Rasululullah dan sahabat-sahabat utamanya saat berkunjung ke Madinah dan Mekkah. Saat menjalankan ibadah umrah, hati terasa suci dan rindu akan surga dan bertemu Rabb-nya begitu membuncah.

Tapi ungkapan Ronal sebenarnya bukan untuk dirinya sendiri. Ungkapan Ronal seolah menyentil dan mengingatkan perilaku umat Islam yang menjalankan umrah yang secara kasat mata terjadi di masyarakat Indonesia. Tidak sedikit mereka yang sudah umrah tetap kembali pada “dosa-dosa” yang biasa dilakukannya. Bukannya bertaubat, tidak sedikit yang pulang umrah kembali “rindu” kepada dosa-dosanya, disadari atau tidak. Pejabat banyak yang umrah bahkan bergelar haji, tetapi tidak sedikit yang terjerat kasus hukum akibat “rindu pada dosa”. Artis kesohor sampai bengkak matanya karena sering menangis saat umrah, namun usai umrah kembali melakukan tindakan dosa karena mungkin “rindu sama dosa-dosanya”. Jadilah umrah seperti itu tidak membawa bekas apapun. Jangankan berdampak untuk mengubah masyarakat, diri sendiri saja tidak bisa dikendalikan.

Ronal sudah mengingatkan saya dan banyak orang, agar mempersiapkan diri dan memantaskan diri agar kerinduan yang membersihkan jiwa saat ibadah umrah tidak kembali kotor.  Memelihara kerinduan yang membersihkan jiwa saat umrah jangan sampai dirusak oleh kebiasaan lama yang menjerumuskan pada dosa. Momen umrah dan haji seharusnya adalah momen perbaikan bukan ritual simbolitas apalagi wisata dan berbelanja.

Ronal, semoga Anda bisa mendapatkan berkah dan  hikmah yang menambah kualitas spiritual dari perjalanan umrahnya dan bisa ditularkan pada banyak orang di Indonesia. Semoga kerinduan bertemu Allah dan rindu Rasulullah SAW bisa menghilangkan kerinduan Anda pada dosa-dosa. Jadi Anda tidak lagi merasakan ketakutan usai umrah akan kembali rindu pada dosa-dosa.

Salam dari pendengar Jak FM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun