"Kok baru datang tho pak? Mbok dari dulu . Lan datang sering - sering ke sini, ya”
“Aku dhisik ...a”ku dhisik kata seorang ibu ... Ora selak mimik'i we arep dhisik... Yo manut urutan wae kata ibu lainya.
“Kok gak gowo obat tetes tho pak? Lha kita bukan apotik je bu.”
“Sakit apa bu? Sembarang pak , waduh sembarang itu apa? Macam2 pak, batuk pilek pusing , hehe”
Itulah percakapan yang segar antara para pasien dari warga Ogan Ilir dan tim Relindo Kota Bogor. Sebagian besar warga yang mendapat layanan kesehatan berasal dari transmigran dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Alhasil percakapan yang terdengar banyak menggunakan Bahasa Jawa. Untunglah Ketua Relindo Kota Bogor, Pak Daryana, memang orang Jawa, sehingga bisa membuat suasana terasa cair.
[caption caption="Kondisi lahan dan suasana Pelkes Relindo Kota Bogor di Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel (dok. Relindo, 7/11/1015)"]
Sungguh semangat para relawan kali ini patut diacungi jempol. Para relawan dari Relindo Kota Bogor ini mengorbankan waktu, tenaga dan kesempatan yang dimilikinya untuk membantu mereka yang membutuhkan. Pasalnya hanya mendengar masih banyak masyarakat Sumatera Selatan yang butuh pelayanan kesehatan akibat paparan asap, para relawan ini langsung terjun ke Sumsel. Relawan dari tim Relindo ada yang mengajukan cuti dari kantornya. Ada yang menunda pekerjaan pentingnya. Ada pula yang meliburkan kliniknya sementara untuk berangkat ke tempat jauh menolong sesama. Dokter Feri sendiri sudah 2 kali ini berangkat ke lokasi terdampak kabut asap. Pekan lalu, dokter Feri juga melayani warga di Riau.
Semangat para relawan bak semangat juga pasukan Sriwijaya. Sungguh aksi kemanusiaan yang patut menjadi inspirasi bagi semua.
Salam kemanusiaan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H