@asmanadia Selain doa, yuk #SedekahMasker lewat @ACTforHumanity utk provinsi yg #MelawanAsap. Tiap hari,perlu 1 masker. Tiap keluarga, perlu 3-4 masker (25/9/2015).
@ipphoright Kita-kita yang tidak dikepung asap, pernahkah memikirkan saudara-saudara kita yang terkepung asap? #MelawanAsap (25/9/2015).
Warga juga mengkhawatirkan kondisi anak-anak mereka. Seorang ibu mem-posting gambar seorang anak memakai masker di Twitter dengan me-mention Presiden Jokowi salah satunya. Berikut tweet salah satu warga (Ibu Mayang-Pekanbaru) di Twitter yang diposting hari ini (29/9/2015) karena anaknya sudah sebulan tidak bersekolah:
@mayangsari_ira : Ini Naya kelas 6 Sd.. Sdh hampir 1 bln tdk bisa bersklh... #MelawanAsap @jokowi @Pak_JK @Metro_TV @aniesbaswedan
[caption caption="Gambar anak di Riau yang sudah sebulan tidak bersekolah karena dilliburkan akibat kabut asap (dari twitter @mayangsari_ira)"]
Sementara dari pantauan Satelit NOAA dan Satelit Terra dan Aqua (bisa dicek di situs SiPongi KLHK http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/main), titik panas masih cukup banyak terpantau di beberapa wilayah di Indonesia. Pantauan Satelit NOAA, sebanyak 148 titik panas terdeteksi dengan jumlah terbanyak di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 95. Sementara satelit Terra/Aqua mendeteksi sebanyak 267 titik panas dengan jumlah terbanyak di Provinsi Sumatera Selatan (134 titik panas), Kalimantan Tengah (33 titik panas), Kalimantan Timur (27 titik panas) dan Kalimantan Timur 22 titik panas). Meskipun jumlah titik panas banyak ditemukan di Sumatera Selatan, angin yang mengarah ke timur laut membawa asap hingga Jambi dan Riau.
[caption caption="Sebaran titik panas dari Satelit Terra /Aqua 28/9/2015 (Sumber: sipongi.menlhk.go.id)"]
Kondisi di atas belum mengalami peerubahan banyak sejak kabut asap mulai meluas sebulan lalu. Dua kali blusukan presiden ke Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah tidak cukup menghentikan kabut asap. Kini jutaan warga yang terpapar kabut asap menunggu presiden memainkan peran sebagai Komando, memimpin langsung mengahiri “menghilangkan hambatan-hambatan penanganan selama ini yang dikesankan lamban oleh banyak pihak". Pemerintah Daerah sudah berbuat, namun sumber daya mereka tidak memadai dengan kondisi yang sudah membuat banyak aktivitas terhenti.
Selamat memimpin dan memberi komando, Pak Presiden. Kami rakyat sangat berharap pada Bapak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H