Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Persahabatan itu Seperti Makan Kerupuk

15 Juni 2015   13:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila masih ada bunyi dari Kerupuk saat digigit atau ditekan, ia tetap akan berharga. Sebaliknya, hilangnya bunyi dari Kerupuk, menghilangkan semua minat orang memakan Kerupuk. Kadang terpaksa kita harus makan Kerupuk yang sudah terlanjur dibeli. Tak jarang ada yang membuangnya begitu saja, karena Kerupuk sudah “masuk angin” atau melempem. Demikian dalam persahabatan, kondisi “masuk angin” bisa membuat keceriaan dan semangat menjadi hilang. Seorang sahabat yang baik tentu masih akan menghargai setiap kesalahan dan kekhilafan sahabatnya. Suatu saat sahabat yang “melempem” ini tentu akan tetap memberi manfaat setelah ia menemukan keceriaannya kembali. Orang yang tidak bijak bisa “membuang” sahabatnya yang dalam kondisi “melempem” padahal suatu saat kita membutuhkannya kembali.

Kriuk….

Gigitan terakhir Kerupuk ini menutup makan siang yang penuh semangat. Saya harus membayar kepada penjual nasi warung langganan saya.

“Semuanya Sembilan ribu, Pak”

“Tambah Kerupuk, satu Bu.”

“Oh ya, sepuluh ribu Pak.”

Tambahan seribu rupiah dengan sepotong Kerupuk membuat pikiran melanglang buana menemukan  inspirasi setiap gigitan makanan murah meriah bernama Kerupuk.

Salam persahabatan!

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun