[caption id="attachment_223602" align="aligncenter" width="220" caption="Poster Pursuit of Happyness (Sumber : Wikipedia)"][/caption]
You got a dream... You gotta protect it. People can't do somethin' themselves, they wanna tell you you can't do it. If you want somethin', go get it. Period. ...Sesungguhnya disitulah letak kebahagiaan dimana seseorang mampu melepas topeng-topeng kepalsuan dalam dirinya.
Tadi malam (23/12/12), secara tidak sengaja saya menonton sebuah film di salah satu TV Swasta bersama anak kedua saya. Tadinya saya menonton film tersebut hanya untuk menemani anak saya yang belum tidur sambil mengolah data penelitian saya. Dari scene awal film ini, saya menduga ini film keluarga. Saya semakin bersemangat menonton karena pemeran utamanya adalah Will Smith, salah satu aktor dengan pembawaan akting yang menawan.
Dari judulnya saja, saya mengira bahwa film ini akan berkisah bagaimana sebuah keluarga mengejar sebuah cita-cita hidup bernama “Kebahagiaan”. Dugaan saya pasti benar karena judulnya memang menyiratkan seperti itu. Yang menjadi hal di luar dugaan saya adalah alur dan dramatisasi film ini yang sungguh luar biasa. Sutradara Film ini sukses menguras emosi saya dan mungkin sebagian besar yang menontonnya. Dramatisasi “ujian” kehidupan Chris Gardner (Will Smith) bersama keluarganya dibuat sewajar mungkin oleh sutradara film ini. Berbagai nasib sial menimpa keluarga Chris yang berjuang menggapai kehidupan yang lebih baik.
Film yang terinspirasi dari kisah nyata Chris Gardner, seorang salesman yang berhasil menjadi pialang saham kaya di Amerika.Leawt sentuhan sutradara Gabriele Muccino dan skenarionya ditulis oleh Steve Conrad, film ini banyak mendapat apresiasi sebagai film yang inspirastif sejak dirilis pada akhir tahun 2007 lalu.
Beberapa Inspirasi tentang kebahagiaan yang tersaji dalam Film yang mengambil latar Kota San Fransisco pada Tahun 1981 antara lain.
1. Kebahagiaan itu lebih pada menikmati proses bukan menggenggam hasilnya. Dalam film ini, Chris berusaha menikmati proses pengejaran kebahagiaan melalui berbagai ujian kesabaran, mengarungi ombak kesedihan, melewati tanjakan kepayahan dan menguras keringat dan air mata. Tanpa melewati ujian tersebut, kebahagiaan yang sangat ia impikan berupa pekerjaan yang memilikia masa depan cerah (menjadi pialang saham), tidak mungkin bisa dinikmati keindahannya. Oleh sebab jalan berliku dan kisah dramatis yang ia lewati, Chris begitu merasakan kebahagiaan sangat mendalam ketika dinyatakan lulus dari program magang tanpa digaji dan diterima di perusahaan pialang Dean Witter Reynolds.
2. Kebahagiaan bisa dirasakan ketika proses mengejarnya didapat dengan cara yang ‘fair’ dan dengan kerja yang maksimal. Chris bekerja tanpa kenal lelah dan berusaha disiplin serta menjaga kredibilitas ketika mengikuti program magang. Bahkan ia jugaberusaha maksimal mengemban tugas sebagai orang tua tunggal bagi anak lekakinya, Christopher (Jaden Smith). Akhirnya ia menikmati kerja keras dan kedisplinannya dengan diterima kerja di perusahaan pialang ternama.
3. Keluarga adalah sumber terbesar kebahagiaan. Meski Chris harus ditinggal oleh pasangannya Linda (Linda Gardner), namun ia memiliki sumber kekuatan kebahagiaan lain yakni anaknya, Christopher. Christopher menjadi teman kala duka dan derita selama menjalani masa-masa sulit. Namun ketika Chris bersama anaknya, muncul interaksi yang ceria dan menyenangkan. Gambaran kisah tersebut dalam film ini menyiratkan pesan bahwa bagaimanapun perihnya hidup dirasakan seseorang, bila masih bisa mempertahankan keluarga, maka keluarga akan menjadi penyembuh luka bagi luka-luka tersebut.
4. Kebahagiaan adalah saat kita mampu berbuat sesuatu dengan konsisten meski banyak orang meragukannya. Dalam film ini, pesan tersebut muncul dalam dialog antara Chris dan anaknya.
Christopher Gardner: Hey. Don't ever let somebody tell you... You can't do something. Not even me. All right? Christopher: All right. Christopher Gardner: You got a dream... You gotta protect it. People can't do somethin' themselves, they wanna tell you you can't do it. If you want somethin', go get it. Period.
Di film tersebut, Chris mampu bertahan dalam kondisi persaingan ketat, pekerjaan yang sangat padat (bahkan pekerjaan yang diluar tugasnya) dan kondisi ekonomi yang bangkrut. Ia bahkan harus bertahan hidup dengan tanpa rumah, tanpa mobil dan bekerja sambilan menjual alat pemindai tulang yang sangat sulit terjual. Chris berhasil melewati masa-masa sulit tersebut karena tetap menjaga impiannya dan tak menghiraukan keraguan yang dilontarkan orang lain padanya.