Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pepohonan yang Selalu Bersemangat

10 Oktober 2012   22:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:57 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Achmad Siddik Thoha

Semangatlah yang membuat diri kita berpikir, bertekad dan bergerak. Semangatlah yang membuat lingkungan kita juga bergerak. Seperti matahari yang memancarkan cahayanya untuk diserap pohon, lalu pohon memanacarkan semangat menggerakkan diri dan makhluk lain.


"assalamualaikum. .abang", postkan crita inspiratif donk..yang sekiranya bisa menggugah semangat...makasih"

Demikian status yang muncul dari grup POHON INSPIRASI, sebuah grup Facebook dan komunitas yang saya kelola. Saya kemudian teringat pada beberapa tulisan saya tentang inspirasi bagaimana alam semesta ini sebenarnya menyimpan pesan agar manusia selalu bersemangat. Semangat itu dimulai pagi ini.

Setiap pagi kita merasakan alam bergeliat bangun dari tidurnya. Sinar matahari yang menghangatkan bumi menjadi awal geliat hampir seluruh makhluk-Nya di bumi. Semua geliat alam hadir teratur dan tak pernah surut, terlambat dan tidak ada libur.

Makhluk-makhluk-Nya terus menggerakkan bagian tubuhnya siap melaksanakan kewajiban untuk bersujud pada-Nya. Ayam melengkingkan suaranya membangunkan makhluk bumi. Udara mulai bergerak menjelma menjadi angin. Air yang melekat pada benda-benda bumi mulai menguap menjadi kabut. Burung-burung kicau dan terbang menghiasi pagi yang indah.

Pohon juga menggeliat menyambut hangatnya mentari. Ia menyegarkan buah dan daun-daunnya. Ia memekarkan bunga-bunganya. Dedaunan pohon yang basah di malam hari mulai menguapkan air-air yang menyelimuti permukaannya. Embun pun menetes bening dan perlahan dari ujung dedaunan hijau yang menyegarkan padangan itu.

Pohon terus bergerak dan bekerja menunaikan amanah yang melekat pada dirinya. Ia tanpa beban membuka celah-celah kecil di daunnya untuk masukkanya karbondioksida. Dengan penuh semangat, zat hijau daunnya menangkap cahaya matahari. Tanpa ragu, akarnya menyerap air dan meluncurkannya ke bagian atas tubuhnya. Dengan penuh semangat, batangnya menyimpan makanan, membesarkan diri, dan memunculkan cabang, ranting dan tunas baru dari dalam dirinya. Semua tugas itu dikerjakan pohon dengan penuh semangat.

Pohon bergeliat, bergerak, dan bekerja dengan penuh semangat. Semangat pohon membawa energi semangat bagi makhluk hidup yang lain. Kupu-kupu bersemangat karena mekarnya bunga dari pepohonan. Burung-burung berkicau dengan riang oleh sebab kesegaran udara dan sejuknya embun di tubuh pohon. Serangga-serangga menari gembira keluar dari sarangnya menikmati manisnya cairan bunga di pepohonan. Petani tersenyum bahagia saat pohon-pohon yang ditanamnya bertambah jumlah dan besar buahnya.

Kehangatan pagi membuat semua makhluk-Nya bersemangat. Energi mentari yang tidak terlalu besar saja sudah sanggup membangunkan sedemikian banyak penghuni bumi. Pancaran energi kecil matahari adalah penggerak semangat semua makhluk. Energi semangat itu diteruskan oleh pohon yang bersemangat menunaikan amanah. Pohon yang begitu bersemangat memberi pancaran energi bagi makhluk lain untuk ikut bersemangat.

Semangat adalah jiwa pada diri kita. Hidup tanpa semangat laksana jasad tanpa jiwa. Hidup tak ada semangat ibarat mayat-mayat yang berjalan di permukaan bumi. Semangatlah yang membuat diri kita berpikir, bertekad dan bergerak. Semangatlah yang membuat lingkungan kita juga bergerak. Seperti matahari yang memancarkan cahayanya untuk diserap pohon, lalu pohon memanacarkan semangat menggerakkan diri dan makhluk lain.

Jiwa kita adalah sumber energi yang menggerakkan hati, pikiran, dan tubuh untuk berbuat kebaikan. Hidup yang bersemangat memancarkan energi ”kehangatan” bagi lingkungan sekitar kita. Bila kita bersemangat maka kita juga telah memancarkan energi yang menggerakkan orang lain untuk bergerak. Bila kita bersemangat untuk menebar manfaat, maka orang lain akan menangkap semangat kita dan memancarkan manfaat itu ke lingkungan yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun