[caption id="attachment_208767" align="aligncenter" width="448" caption="Anggota Manggala Agni Kapuas berusaha memadamkan kebakaran lahan di Desa Tarung Manuah Kec. Basarang Kab. Kapuas Kalimantan Tengah"][/caption]
“Sekarang sudah banyak warga yang jaga di kebun masing-masing, Pak. Hari ini ada lagi kebakaran Pak. Tolong usulkan kami bisa dapat bahan bakar dan membuat sumur dangkal untuk membantu kami memadamkan api, Pak”
Demikian petikan pembicaraan saya dengan salah satu kepala Desa di Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah via telepon hari ini (29/09/2012). Pak Kades tersebut berbicara cukup cepat dan antusias ketika saya bertanya. Beliau berharap saya bisa membantu menyampaikan pada pihak terkait tentang kebutuhan mendesak mereka yaitu bahan bakar untuk menjalankan mesin penyemprot air dan pembuatan sumur dangkal untuk memperoleh air.
Kebakaran di Kabupaten Kapuas semakin tidak terkendali. Tak hanya kebakaran hutan dan lahan, kebakaran pemukiman juga kerap terjadi pada bulan ini. Ketika saya baru memasuki Kota Kuala Kapuas dua hari lalu (Kamis, 27/09/2012), asap membumbung dari beberapa tempat. Pasukan Pemadam Kebakaran dari pemerintah dan masyarakat nampak sibuk hilir mudik di Kota Air ini. Sementara Pak Sumarjito, Kepala Manggala Agni Daerah Operasi II Kapuas, sibuk menerima telepon laporan kebakaran dari beberapa tempat. Manggala Agni adalah regu pengendalian kebakaran hutan yang berada di bawah koordinasi Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kementerian Kehutanan.
Kemarin, (28/09/2012), saya langsung terlibat dalam aktifitas pengendalian kebakaran lahan di Kabupaten Kapuas. Hari itu, regu piket MA, ditugaskan memadamkan kebakaran lahan di Desa Tarung Manuah Kecamatan Basarang. Lokasi kebakaran berjarak sekitar 3 km dari Jalan raya Kapuas-Palangkaraya, tepatnya di jalan menuju Tahai. Dari jalan desa, kami berjalan kaki sejauh 700 m untuk menjangkau kebun masyarakat yang sudah terbakar.
[caption id="attachment_208770" align="aligncenter" width="448" caption="Anggota MA Kapuas menurunkan peralatan untuk membantu mengendalikan kebakaran lahan di Kec. Basarang Kapuas"]
Api berasal dari Hutan Galam dan kebun yang sudah terbakar sejak kemarin. Api muncul kembali dan sudah menghanguskan kebun sawit seluas 2 Ha. Pasukan MA dengan gesit memulai persiapan dan pemadaman dalam waktu yang cepat. Mesin penyedot air ditempatkan tepat dipinggir parit yang tidak terlalu banyak air. Ketinggian air di parit yang berada di pinggir kebun hanya 20 cm.
Angin bertiup sedang. Saya beberapa kali mengalami mata terpapar asap pekat dari kebakaran lahan. Beruntung api bisa dikendalikan dengan cepat oleh regu MA. Saya dengan bersemangat mengabadikan temuan penelitian ini dengan memotret dan menyimpat koordinat lokasi kebakaran.
Kebakaran di lahan gambut tipis ini masih belu tuntas. Sepertinya api akan bisa dipadamkan oleh regu MA. Saya dan Pak Sumarjito memutuskan untuk pergi ke tempat lain karena sebuah urusan penting.
Sore itu Pak Sumarjito sibuk menelepon banyak pihak terkait kebakaran yang sudah makin meluas. Beliau tidak tenang karena ketika kami melintas di Kota Kuala Kapuas, banyak asap membumbung ke udara sebagai tanda telah terjadi kebakraan dimana-mana.
“Wah, kawan-kawan tadi tidak berhasil, Pak. Api tidak terkendali dan airnya habis.” Benar, malam itu, saya bertemu dengan regu MA yang tadi pagi memadamkan kebakaran di Tarung Manuah.
“Wah, gagal, Pak. Air habis. Selang kami terbakar satu. Kami terpaksa pergi karena dikejar api. Api pun sudah mendekat ke mobil yang kami parkir di pinggir jalan,” kata salah satu anggota MA pada saya.
Kejadian hari itu sangat berarti sekaligus memprihatinkan bagi saya. Kebakaran sulit dikendalikan karena kondisi kemarau yang hebat di Kapuas. Sementara ada dugaan, masyarakat tidak berhati-hati dalam menggunakan api. Sementara MA tidak punya banyak sumberdaya melayani banyak pengaduan dan permohonan bantuan.
Kini kebakaran hutan, lahan dan pemukiman masih terjadi di Kapuas. Pak Kades salah satu desa di Kecamatan Bsarang bersama warganya hari ini berjaga-jaga di kebun mereka. Di depan kebun mereka terhampar lahan kebun karet, nanas dan hutan galam yang hangus terbakar. Mereka tidak bisa jauh-jauh dari kebun dan ladang mereeka karena api bisa saja muncul tiba-tiba dan menjalar sangat cepat tanpa bisa dihentikan.
[caption id="attachment_208774" align="aligncenter" width="336" caption="Api juga menghanguskan hutan galam di Kecamatan Basarang"]
“Berapa kira-kira luas yang terbakar di desa ini, Pak?” tanya saya pada Pak Kades itu.
“Kira-kira 100 hektar lebih, Pak,”
Butuh kepedulian dan kerjasamsa berbagai elemen untuk mengendalikan kebakaran sehingga kerugian tidak makin membesar. Sudah banyak rumah hangus, ladang dan kebun rata dengan tanah dan asap begitu menyesakkan warga. Semoga kebakaran di Kapuas segera ditangani.
[caption id="attachment_208778" align="aligncenter" width="448" caption="Repoter sekaligus mahasiswa yang sedang dikejat tugas akhir"]
Waspada kebakaran di musim kemarau!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H