“Wah, gagal, Pak. Air habis. Selang kami terbakar satu. Kami terpaksa pergi karena dikejar api. Api pun sudah mendekat ke mobil yang kami parkir di pinggir jalan,” kata salah satu anggota MA pada saya.
Kejadian hari itu sangat berarti sekaligus memprihatinkan bagi saya. Kebakaran sulit dikendalikan karena kondisi kemarau yang hebat di Kapuas. Sementara ada dugaan, masyarakat tidak berhati-hati dalam menggunakan api. Sementara MA tidak punya banyak sumberdaya melayani banyak pengaduan dan permohonan bantuan.
Kini kebakaran hutan, lahan dan pemukiman masih terjadi di Kapuas. Pak Kades salah satu desa di Kecamatan Bsarang bersama warganya hari ini berjaga-jaga di kebun mereka. Di depan kebun mereka terhampar lahan kebun karet, nanas dan hutan galam yang hangus terbakar. Mereka tidak bisa jauh-jauh dari kebun dan ladang mereeka karena api bisa saja muncul tiba-tiba dan menjalar sangat cepat tanpa bisa dihentikan.
[caption id="attachment_208774" align="aligncenter" width="336" caption="Api juga menghanguskan hutan galam di Kecamatan Basarang"]
“Berapa kira-kira luas yang terbakar di desa ini, Pak?” tanya saya pada Pak Kades itu.
“Kira-kira 100 hektar lebih, Pak,”
Butuh kepedulian dan kerjasamsa berbagai elemen untuk mengendalikan kebakaran sehingga kerugian tidak makin membesar. Sudah banyak rumah hangus, ladang dan kebun rata dengan tanah dan asap begitu menyesakkan warga. Semoga kebakaran di Kapuas segera ditangani.
[caption id="attachment_208778" align="aligncenter" width="448" caption="Repoter sekaligus mahasiswa yang sedang dikejat tugas akhir"]
Waspada kebakaran di musim kemarau!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H