Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inspirasi dari Yoyoh Yusroh : Ajaklah Bicara Tanamanmu!

15 September 2012   04:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:26 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajaklah Bicara Tanamanmu, Ia akan Berbuah


Sewaktu tinggal di Blok B kompleks DPR ada pohon melati di halaman. Ketika baru menetap di sana pohon melati itu masih jarang berbunga. Suatu saat Ummi berkata pada sang suami, “Abi, mau nggak kamarnya bau melati?”

“Mau Mi, kan sedap baunya,” jawab Abi.

“Ini pohon melati,” kata Ummi.

“Ya, tapi bunganya jarang,” kata Abi

“Ya kita doakan saja, Bi supaya bunganya lebat,” saran Ummi.

“Gimana caranya?”

“Gampang! Setiap kita lewat kita kasih salam saja. Assalamu’alaikum melati. Mudah-mudahan kamu bunganya lebat, ya!” terang ummi.

(Di kutip dari Buku “Yoyoh Yusroh : Mutiara yang Telah Tiada”, 2011, GIP,  Hal. 843-84)

***

Suatu sore, saya menyiram tanaman yang tumbuh di depan rumah. Sebuah sosok Jambu Bol yang berusia sekitar tujuh tahun tumbuh subur, namun tak berbuah. Saya melihat ada bunga merah serupa rambut berwarna merah di ketiak cabang Jambu Bol itu. Betapa senangnya saya melihat sekumpulan bunga yang muncul dari buah kecil. Ini adalah bakal buah yang akan membesar.

“Sambil menyiram, saya ucapkan beberapa patah kata pada Jambu berdaun agak tebal itu:

“Jambu, berbuah yang banyak, ya. Aku sangat suka dengan keteduhan dan buahmu.”

Esok hari, setiap saya mau keluar rumah, saya selalu menengok ke pohon jambu itu sambil tersenyum. Bunga-bunga berambut itu juga saya perhatikan tanpa kecuali.

Sepekan kemudian, hati saya berbunga-bunga, seindah bunga merah Jambu Bol. Ternyata dua buah Jambu yang masih berwarna merah muda mulai besar.

“Wah, cepat sekali,” bisiskku

Saya kemudian berpikir. Berbuahnya Jambu dengan cepat ini saya yakin salah satunya disebabkan perhatian saya yang besar padanya. Saya mengajaknya bicara, menyentuhnya saat menyiram dan tak pernah menengok bunga dan buahnya setiap hari.

Sebulan kemudian, puluhan buah berwarna merah darah bermunculan di ranting-ranting pohon Jambu Bol di depan rumahku. Kami sekeluarga memanen. Sebagian kami berikan pada anak-anak tetangga dan sebagian dibuat rujak.

Ternyata kebiasaan saya memberi perhatian lebih pada tanaman juga dllakukan oleh beberapa orang. Bahkan, seorang Tokoh Wanita yang terkenal sebagai politikus produktif yaitu Almh. Yoyoh Yusroh, memiliki kebiasaan menyapa tanaman di halaman rumahnya. Dalam Buku “Yoyoh Yusroh : Mutiara yang Telah Tiada”, dikisahkan bunga melati yang tadinya jarang berbunga, setelah di beri salam dan didoakan setiap hari, bunga itu berbunga lebat,.

Ada juga teman-teman yang berbagi pengalaman tentang memberi perhatian pada tanaman seperti saya dan Bu Yoyoh sampaikan. Ketika saya menuliskan sebuah status di Facebook dengan kalimat sebagai berikut :

Resep jitu agar tanaman subur sela!n disiram dan dipupuk adalah diajak bicara dan diberi perhatian (buku Yoyoh Yusroh : Mutiara yang Telah Tiada).

Ada komentar yang meresponnya :


betuulll bgt.. itu pengalaman saya semenjak kecil sampai skarang..
sbelum mnyiram.. biasanya saya mngucapkan salam trlebih dahulu kpd smua tumbuhan yg ada dperkarangan.. stelah itu berinteraksi layaknya berbicara kpd teman ksayangan ..


.. trnyata dampaknya... mreka mberikan bunganya yg harum dan buah2an yg ranum..., dan luar biasanya sampai saya sbesar ini mrk masih setia berdiri mnghiasi perkarangan rumah... yg menakjubkan pohon mangga drumah slalu berbuah tak kenal musimnya... subhanallah...

Ada lagi pengalaman, selain dr kbthan tanam elus lah setiap bagian2nya dr batang ranting dan daun dgn penuh kasih sayang layaknya seorang anak dan berkata cepatlah engkau besar.

Sama seperti kita, manusia, tanaman juga memiliki “perasaan”. Ia merespon setiap bentuk perhatian dari makhluk lain, terutama manusia. Ketika kita memberi perhatian positif dengan memperlakukannya dengan baik, ia akan merespon dengan bahasanya sendiri. Tanaman merespon perhatian lebih manusia dengan berbunga yang mekar, berbuah yang lebat dan tumbuh dengan kokoh dan rindang. Sebaliknya, jika kita mengabaikan tanaman, ia akan merespon dengan memberikan bunga yang kering, bunga yang keriput dan bahkan layu mongering hingga kemudian mati.

Selamat merawat dan mencintai tanaman kita.

Salam lestari!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun