Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wanawisata Gendeng Sumedang : Panen Uang di Musim Kemarau

24 Agustus 2012   16:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:22 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_201955" align="aligncenter" width="448" caption="Pemandangan Sungai Cimanuk sore hari di Wanawisata Gendeng Tomo Sumedang (dok. pribadi 24/08/2012)"][/caption]

Musim kemarau melanda sebagian besar daerah di Jawa. Musim kemarau selalu ditandai dengan musim paceklik bagi hasil panen petani karena kurangnya pasokan air. Musim kemarau yang panjang juga membuat banyak kawasan hutan terbakar dan sebagian besar sungai mengering.

Paceklik di musim kemarau tidak berlaku bagi tempat wisata di musim lebaran ini. Meski lebaran tahun ini terjadi pada musim kemarau, penghasilan para pengelola tempat wisata termasuk pedagangnya justru tetap panen besar. Kondisi tersebut dapat dilihat salah satunya di Wanawisata Gendeng Tomo Sumedang.

Gendeng sebenarnya adalah nama tempat istirahat (rest area) yang terletak di bantaran Sungai Cimanuk di Desa Karya Mukti Kecamatan Tomo Sumedang. Tempat singgah ini masuk kawasan hutan dibawah pengelolaan Perum Perhutani KPH Sumedang. Karena Gendeng bernuansa alami dengan pemandangan sungai Cimanuk, tegakan Hutan Jati dan keteduhan pepohonan beragam pohon besar lain, maka tempat ini ditetapkan sebagai Wanawisata (wisata hutan) oleh Perum Perhutani.

[caption id="attachment_201956" align="aligncenter" width="336" caption="Pohon-pohon yang tumbuh Wanawisata Gendeng Tomo Sumedang (dok. pribadi 24/08/2012)"]

13458229081504008471
13458229081504008471
[/caption]

Pengunjung Gendeng sebagian besar merupakan orang yang singgah untuk istirahat bagi pengendara kendaraan bermotor di jalur tengah Jawa. Bila Anda akan menuju Bandung dari Cirebon Anda akan menjumpai deretan kedai terbuat dari bambu di sebelah kiri jalan tepat di pinggir sungai. Di seberang Wanawisata Gendeng terdapat hutan jati yang masih berumur muda. Saat ini hutan jati di seberang Gendeng mengalami kebakaran dan tersisa hanya pepohonan dan tanah yang menghitam.

[caption id="attachment_201958" align="aligncenter" width="448" caption="Tempat parkir yang teduh dan luas (dok. pribadi 24/08/2012)"]

1345823543577663099
1345823543577663099
[/caption] [caption id="attachment_201957" align="aligncenter" width="448" caption="Deretan warung dengan dagangan khas, kelapa muda (dok. pribadi 24/08/2012)"]
13458234291463887464
13458234291463887464
[/caption]

Apa yang Anda nikmati ketika singgah dan beristirahat di Gendeng? Menu kuliner khas sunda seperti Lotek dan Karedok akan memanjakan perut dan lidah Anda. Dahaga pun juga akan sirna seketika bila Anda sudah menyeruput air kelapa muda yang segar di tempat ini. Selain itu Anda juga bisa memesan kopi panas, Bakso, Mie Ayam dan beragam makanan dan minuman ringan. Suasana penat di perjalanan akan berkurang saat Anda menikmati segarnya kelapa muda dibawah naungan pohon dengan pemandangan sungai Cimanuk yang alami.

[caption id="attachment_201960" align="aligncenter" width="448" caption="Lotek, Kelapa Muda dan Bakso, kuliner di Wanawisata Gendeng Tempat (dok. pribadi 24/08/2012)"]

1345823742106047253
1345823742106047253
[/caption]

Pada hari-hari biasa, rata-rata setiap kedai atau warung makanan di Gendeng dikunjungi tak lebih dari 20 orang. Di hari libur lebaran, pengunjung tiap warung bisa mencapai 200 orang per hari. Omzet penjualan pemilik warung melonjak tajam. Di musim lebaran khususnya sepekan setelah lebaran, tiap hari pemilik warung bisa mengantongi hasil penjualan hingga Rp. 2 juta. Kondisi ini juga terjadi pada musim libur Tahun Baru. Namun di musim libur lebaran, pedagang bisa menikmati hasil penjualan yang berlipat ganda lebih lama daripada libur tahun baru. Bayangkan, bila ada 100 warung di Gendeng, berarti hampir 200 juta setiap hari uang masuk di tempat istirahat yang dikelola oleh para keluarga petani Desa Karya Mukti ini.

Setidaknya sekitar 20% omset penjualan merupakan keuntungan yang didapat dari pedagang setiap harinya. hanya pemilik warung yang menangguk untung, pengelola parkir dan toilet mendapat rezeki besar di libur lebaran ini. Juga pemilik perahu yang mendapat penghasilan dari peengunjung yang ingin menyusuri Sungai Cimanuk barang sejenak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun