Senang sekali melihat teman duduk di pesawat ini makan lahap sekali. Pihak yang tak puasa memang harus dihormati.
(Sumber : http://chirpstory.com/li/16773)
Apa yang menarik buat saya?
1. Tidak ada kata-kata dalam tweet beliau yang disingkat. Semua kata ditulis dengan lengkap. 2. Tanda baca dalam kalimat juga ditulis lengkap. 3. Kalimat dibuat singkat, dan padat dengan makna yang tetap dalam.
Tentang isi pesannya, beliau selalu membuatnya dengan pesan yang ringan bahkan cenderung humoris. Beliau tetap bebas berekspresi meski dibatasi dengan julah karakter.
Hebatnya, beliau tetap konsisten menerapkan penulisan kata yang sempurna dalam “keterbatasan” tersebut. Tak salah kiranya bila sebagian penggemarnya menjuluki beliau seorang jenius. Jenius karena mampu merangkai kata-kata yang pendek, segar, bernuansa humor namun bermakna dalam.
Inilah yang membuat saya mengagumi beliau yang disebut-sebut banyak orang sebagai “Sang Penggoda Indonesia”. Karya-karya beliau yang menggelitik, kritikannya yang segar dan humoris dan ekspresinya yang bebas namun penuh etika membuat saya sering mampir membaca posting beliau di dunia maya.
Beliau, sebagai public figure sangat memahami bahwa setiap gerak-geriknya bahkan status di jejaring sosial akan selalu dipantau oleh banyak orang. Beliau memilih konsisten untuk berbahasa yang baik dan benar walau teknologi membuat batasan-batasan.
Menurut saya, teknologi bukan alasan untuk mengobrak-abrik bahasa dengan mengurangi huruf pada kata-kata yang dituliskan seseorang. Seorang Prie GS menjadi teladan bagi kita bagaimana seorang public figure tetap menjunjung keindahan Bahasa Indonesia di ruang publik, bahkan dengan ruang yang sangat terbatas.
Mari mencintai Bahasa Indonesia dengan menggunakannya sesuai kaidahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H