Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ramadhan, Sejenak Menyerap Inspirasi dari Panti Asuhan Yatim

12 Agustus 2012   01:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:54 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_199666" align="aligncenter" width="448" caption="Kondisi aula dan perpustakaan tempat aktifitas utama anak yatim (Dok. pribadi)"]

1344704132105539662
1344704132105539662
[/caption]

[caption id="attachment_199664" align="aligncenter" width="448" caption="Perpustakaan dan hiasan piagam dari berbagai pihak (dok. pribadi)"]

1344703951768624524
1344703951768624524
[/caption] [caption id="attachment_199665" align="aligncenter" width="448" caption="Beberapa penghargaan dan kenang-kenangan dari IPB dan donatur (dok. pribadi)"]
13447040061257050099
13447040061257050099
[/caption]

Saya sangat trenyuh dan memiliki niat kuat untuk ikut membantu yayasan panti asuhan ini. Bahkan saya dan istri saya berharap kelak bisa merawat anak yatim seperti Pak Ahmad. Setelah kami serahkan sedikit uang untuk panti ini, Pak Ahmad langsung berdoa untuk kami dan donator dengan mengawali dengan kata

"Ajarakallah fi maa a’thita wa barakallah fi maa abqaita...” (Semoga Allah memberi pahala atas apa yang Anda infakkan, dan semoga Allah memberkahi atas harta yang tersisa di sisi Anda

“Aamiin…” ucap kami.

Pak Ahmad kemudian memanggil anak-anak yatim yang sudah bangun untuk berfoto bersama kami. Anak-anak itu nampak ceria menyambut seruan Pak Ahmad.

“Terima kasih Pak.” Salah satu anak yatim menyapa kami.

Saya terharu. Hati saya tersentuh. Saya berdoa pada Allah agar Pak Ahmad diberi keistiqamahan dan kesabaran untuk terus merawat mereka. Mereka, para yatim diciptakan Allah untuk kita agar senantiasa bersyukur dan menyalurkan kelebihan pada orang yang tepat. Dan para perawat anak yatim adalah orang-orang yang berhati lapang yang rela mendedikasikan hidupnya berbagi untuk para anak yang agama melarang menghardiknya. Mereka adalah calon penghuni surga.

Ramadhan ini, sangatlah tepat bila berbagi kebahagiaan bersama anak yatim, karena selalu ada keberkahan bersama mereka. Bersama mereka, aroma surga seolah tercium. Tak heran bila banyak mahasiswa IPB yang studinya sukses karena berkah membantu para anak yatim ini. Sangatlah pantas Nabi Muhammad bersabda seperti ini :

"Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya) (HR. Bukhari, Turmudzi, Abu Daud)

"Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang di dalamnya anak yatim diperlakukan dengan sebaik-baiknya, dan sejelek-jelek rumah orang Islam ialah rumah yang di dalamnya anak yatim diperlakukan dengan jelek.(HR. Ibnu Mubarak)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun