[caption id="attachment_192947" align="aligncenter" width="448" caption="Quinn dan penggemarnya di Pelabuhan KP3 Kuala Kapuas (dok. pribadi Juli 2012)"][/caption]
“Ketika saya berkunjung ke Kebun Raya Bogor, banyak gadis-gadis dari anak sekolah yang berebutan berfoto dengan saya. Ada yang sampai satu rombongan 15 orang, ada juga yang minta satu-satu berfotonya.”
Begitu cerita Quinn, teman saya dari New York Amerika menceritakan pengalamannya selama berada di Indonesia. Dia sangat terkejut dengan antusiasme warga terhadap orang asing di Indonesia. Cerita ini memperkuat cerita saya ketika saya membawa mahasiswi Amerika ke perkampungan di pelosok Kalimantan sebulan terkahir ini.
“Wah, kamu jadi selebriti disini.” Celetuk Pak Hasanudin, salah satu staf Manggala Agni Kapuas yang ikut mengantar Quinn dan saya bersantai di Pelabuhan KP3 Kuala Kapuas.
Ya, sore ini (7/7/2012) saya bersama Quinn dan Pak Hasanudin mengunjungi pelabuhan KP3 di Kota Kuala Kapuas. Pelabuhan KP3 merupakan tempat favorit warga Kota Air ini untuk bersantai khususnya di sore hari. Banyak pengunjung, laki-laki perempuan, tua-muda, anak-anak dan keluarga yang berkumpul di pelabuhan yang terbuat dari susunan papan kayu yang sudah banyak terlepas ini.
[caption id="attachment_192949" align="aligncenter" width="448" caption="Pelabuhan KP3 Kuala Kapuas di sore hari (dok. pribadi Juli 2012)"]
Kami kemudian memesan kelapa muda untuk menambah suasana santai di tepi Sungai Kapuas. Keberadaan Quinn ternyata menarik perhatian pengunjung KP3. Seorang anak kecil berusia tiga tahun disuruh orang tuanya untuk berbagi kue. Anak kecil tersebut memang anak dari teman saya yang kebetulan bertemu di KP3. Bagaimana pengunjung lain? Mata mereka semua tertuju pada kami, khususnya pada Quinn.
[caption id="attachment_192948" align="aligncenter" width="448" caption="Saya dengan kaos Kompasiana bersama Quinn di Pelabuhan KP3 Kuala Kapuas (dok. pribadi Juli 2012)"]
Sampai akhirnya kami harus pulang karena matahari sudah mendekat ke ufuk. Quinn mencari tempat sampah untuk membuang bekas sedotan minum air kelapa muda. Quinn menemukan tempat sampah di tempat pedangang kelapa muda. Apa yang terjadi kemudian? “Pak foto lah aku,” seseorang wanita berteriak kepada saya karena saya memang sedang memegang kamera digital.
Masya Allah, seorang ibu paruh baya memakai kerudung sudah menggandeng Quinn dan meminta saya memfotonya. Saya pun tak kuasa menolak. Klik….satu foto selesai dan Quinn hanya tersenyum.
“Aku juga…aku juga…aku juga…”