Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Ibu-ibu Tergila-gila pada Pemuda Bule

7 Juli 2012   12:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:12 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_192947" align="aligncenter" width="448" caption="Quinn dan penggemarnya di Pelabuhan KP3 Kuala Kapuas (dok. pribadi Juli 2012)"][/caption]

“Ketika saya berkunjung ke Kebun Raya Bogor, banyak gadis-gadis dari anak sekolah yang berebutan berfoto dengan saya. Ada yang sampai satu rombongan 15 orang, ada juga yang minta satu-satu berfotonya.”

Begitu cerita Quinn, teman saya dari New York Amerika menceritakan pengalamannya selama berada di Indonesia. Dia sangat terkejut dengan antusiasme warga terhadap orang asing di Indonesia. Cerita ini memperkuat cerita saya ketika saya membawa mahasiswi Amerika ke perkampungan di pelosok Kalimantan sebulan terkahir ini.

“Wah, kamu jadi selebriti disini.” Celetuk Pak Hasanudin, salah satu staf Manggala Agni Kapuas yang ikut mengantar Quinn dan saya bersantai di Pelabuhan KP3 Kuala Kapuas.

Ya, sore ini (7/7/2012) saya bersama Quinn dan Pak Hasanudin mengunjungi pelabuhan KP3 di Kota Kuala Kapuas. Pelabuhan KP3 merupakan tempat favorit warga Kota Air ini untuk bersantai khususnya di sore hari. Banyak pengunjung, laki-laki perempuan, tua-muda, anak-anak dan keluarga yang berkumpul di pelabuhan yang terbuat dari susunan papan kayu yang sudah banyak terlepas ini.

[caption id="attachment_192949" align="aligncenter" width="448" caption="Pelabuhan KP3 Kuala Kapuas di sore hari (dok. pribadi Juli 2012)"]

13416648431996016171
13416648431996016171
[/caption]

Kami kemudian memesan kelapa muda untuk menambah suasana santai di tepi Sungai Kapuas. Keberadaan Quinn ternyata menarik perhatian pengunjung KP3. Seorang anak kecil berusia tiga tahun disuruh orang tuanya untuk berbagi kue. Anak kecil tersebut memang anak dari teman saya yang kebetulan bertemu di KP3. Bagaimana pengunjung lain? Mata mereka semua tertuju pada kami, khususnya pada Quinn.

[caption id="attachment_192948" align="aligncenter" width="448" caption="Saya dengan kaos Kompasiana bersama Quinn di Pelabuhan KP3 Kuala Kapuas (dok. pribadi Juli 2012)"]

13416647932023382318
13416647932023382318
[/caption]

Sampai akhirnya kami harus pulang karena matahari sudah mendekat ke ufuk. Quinn mencari tempat sampah untuk membuang bekas sedotan minum air kelapa muda. Quinn menemukan tempat sampah di tempat pedangang kelapa muda. Apa yang terjadi kemudian? “Pak foto lah aku,” seseorang wanita berteriak kepada saya karena saya memang sedang memegang kamera digital.

Masya Allah, seorang ibu paruh baya memakai kerudung sudah menggandeng Quinn dan meminta saya memfotonya. Saya pun tak kuasa menolak. Klik….satu foto selesai dan Quinn hanya tersenyum.

“Aku juga…aku juga…aku juga…”

Tiba-tiba tiga orang Ibu-ibu mengikuti keberhasilan temannya berfoto dengan pemuda Bule asal New York ini. Saya pun juga tak kuasa menolaknya Toh Quinn tampak senang.

“Lagi, Pak…pakai kameraku”

Seorang Ibu yang lain langsung menyodorkan handphone-nya pada saya. Ibu yang lain tak ketinggalan. Yang membuat saya geli, ada ibu-ibu yang bersama suaminya sampai lupa diri. Dia tinggalkan suaminya dan langsung menempel Quinn. Suaminya melongo saja.

Untunglah Ibu tersebut kemudian sadar diri. Dia pun meminta suaminya juga berfoto bersama Quinn. Ta para k ketinggalan, pemuda pun pada ikut berkerumun minta berfoto bareng juga bersama Quinn.

Sungguh, ternyata banyak orang yang terkagum-kagum dengan penampilan orang Bule. Kekaguman mereka terasa kurang bila tidak diabadikan dengan kamera. Tanpa berkenalan dahulu mereka langsung menempel minta difoto. Padahal mereka belum tahu siapa Quinn, dari mana asalnya, tinggal dimana dan apa tujuan dating ke Indonesia. Begitu bertemu langsung tempel dan Jepret.

“Terima kasih” Quinn melontarkan kata perpisahan pada Ibu-ibu yang sedang berbunga-bunga. Saya melihat mereka mengamat-amati kembali hasil jepretan kamera handphone-nya.

Ah, memang, terkadang manusia lupa diri. Gara-gara terobsesi dengan pemuda bule sampai lupa diri, lupa suami dan lupa berterima kasih.

Sungguh pengalaman yang menyegarkan. Kami pun tertawa-tawa usai sesi foto dengan penggemar Quinn.

You are the favorite man, Quinn? Canda saya pada Quinn.

Salam dari Kapuas, Kota Air. *catatan ringan penelitian, Kapuas 7 Juli 2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun