Pada tulisan terdahulu tentang Inspirasi Hidup dari Kebakaran Lahan (1) : Saling Menjaga dan Membakar Hingga Tuntas, saya menuliskan tentang bagaimana pembakaran oleh masyarakat tradisional selalu terkontrol. Namun dalam sepuluh tahun terkahir ini, kebakaran lahan dan juga hutan oleh pembakaran lahan tak terkontrol di luar lahan masyarakat yang dikelola. Banyak kasus kebakaran bermula dari lahan yang tak terawat (unmanaged land)
Ada beberapa bentuk lahan tak terawat yang dengan mudah ditemukan. Selama hampir dua bulan saya berkeliling di beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah (Kalteng), sangat mudah menemukan lahan tak terawat. Lahan tak terawat ini bukan lahan tanpa pemilik. Semua lahan ada yang memilikinya namun tak semua merawatnya. Beberapa lahan tak terawat bisa dijumpai pada lahan berikut:
1. Lahan yang ditumbuhi oleh alang-alang
Lahan ini biasanya biasanya berada di lahan kritis bekas aktifitas sangat intensif di waktu sebelumnya. Lahan ini dulunya bisa saja hutan lebat, namun karena terjadi kerusakan berat berulang-ulang seperti kebakaran, penebangan dan pembukaan lahan yang tak terkelola dengan ramah, akhirnya lahan kehilangan kemampuan memulihkan diri kembali. Kondisi ini banyak dijumpai di hutan bekas perusahaan kehutanan (HPH), atau hutan Negara (hutan lindung, hutan produksi, hutan di suaka alam) atau lahan di daerah lahan gambut yang rusak. Ada juga lahan milik yang pemiliknya tinggal jauh dari lahannya dan tidak memiliki dana memeliharnanya, maka lahannya sangat subur oleh alang-alang. Lahan yang ditumbuhi alang-alang ini sangat rentan terjadi kebakaran bila musim kemarau tiba. Alang-alang bila sudah terbakar sungguh mengerikan. Kecepatan penjalaran yang sangat cepat dan bahan bakar yang mudah terbang sangat sulit diantisipasi penjalarannya. Dam waktu singkat, kebakaran dari lahan alang-alang akan menjalar ke perkebunan, pekaranagn, hutan bahkan ke pemukiman.
[caption id="attachment_190619" align="aligncenter" width="448" caption="Alang-alang di bekas hutan terbakar di Kapuas Kalteng yang rawan terbakar di musim kemarau (dok. pribadi April 2012)"][/caption] 2. Semak belukar.
Semak belukar sebenarnya sudah cukup memadai menutup tanah dan menciptakan kelembaban. Namun semak belukar ini sulit dibersihkan dengan cepat dan murah kecuali di bakar. Semak belukar berlokasi sama dengan lahan alang-alang, yaitu dimana lahan yang sudah rusak berat akibat pengolahan yang intensif ditinggal begitu saja. Lahan yang tidak terawat merespon dirinya dengan menutupinya dengan semak belukar yang lebat. Semak belukar umumnya tumbuhan pendek (dibawah 2 m) yang berduri dan berbatang keras. Pakis-pakis atau paku-pakuan yang tinggi banyak juga disebut sebagai belukar oleh warga di Kalimantan. Nah, semak belukar ini merupakan tempat bermulanya kebakaran liar, karena bila sudah terbakar sulit sekali dengan ceat dipadamkan, apalagi di lahan gambut. Apai dari semak-belukar bisa secara liar menyambar kebun atau hutan bahkan pemukiman warga.
[caption id="attachment_190621" align="aligncenter" width="448" caption="Semak belukar di areal Ex Proyek Lahan Gambut Sejuta Hektar yang rawan terbakar di musim kemarau (dok. pribadi April 2012)"]
3. Kebun tidak terawat.
Selain pada alang-alang dan semak belukar, kebakaran sangat mudah terjadi pada kebun yang tidak terawat. Kebum yang tidak terawat biasanya dicirikan dengan tumbuhnya alang-alang dan semak belukar di bawah tegakan pepohonan. Di Kalimantan tengah, kondisi ini banyak ditemukan di kebun karet atau kebun kelapa sawit khususnya yang dikelola oleh masyarakat. Karena keterbatasan modal, merka tidak melakukan kegiatan embersihan gulma atau tumbuhan pengganggu. Akibatnya, sangat banyak tumbuhan di bawah pepohonan kebun yang ditumbuhi tumbuhan yang menjadi bahan bakar yang mudah terbakar di musim kemarau dan menghanguskan pepohonan di kebun-kebun.
[caption id="attachment_190622" align="aligncenter" width="448" caption="Kebun Karet di salah satu desa di Kapuas yang tidak terawat. Tumbuhan dibawah tegakan karet mudah terbakar bila musim kemarau (dok. pribadi April 2012)"]
Apa hikmah yang bisa kita peroleh?