Akses jalan dari Kecamatan Timpah ke Pujon saat ini jauh lebih baik. Awalnya Pujon adalah Desa yang bisa ditembus melalui jalur sungai Kapuas atau melalui jalan Eks HPH. Jalan Eks HPH inilah yang diperbaiki dan kemudian dijadikan jalan Kabupaten yang menghubungkan antar desa di Kecamatan Timpah dan Kecamatan Kapuas Tengah. Dulu sekitar 5 tahun lalu, ongkos angkutan dari Kuala Kapuas ke Pujon mencapai Rp. 300.000,- karena sulitnya akses. Namun saat ini, ongkos mobil Kuala Kapuas-Pujon turun jadi Rp. 100.000,-.
Catatan penting lain adalah selain kemakmuran yang dirasakan warga sekitar areal penambangan emas, dampak lingkungan nampaknya diabaikan begitu saja. Para penambang tanpa peduli membuang begitu saja limbah pasir kasar yang dalam istilah penambangan besar disebut Tailing. Limbah penambangan inilah yang merupakan ancaman lingkungan yang sangat nyata. Selain rusaknya tanah dan vegetasi di areal hutan, air sungai yang tercemar Merkuri sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
[caption id="attachment_188684" align="aligncenter" width="448" caption="Air limbah mengandung merkuri hasil kegiatan penambangan emas rakyat (dok. pribadi April 2012)"]
Saya melihat dan merasakan sendiri air sungai berwarna coklat kemerahan yang berbusa mengalir begitu saja ke sungai. Saat saya berniat ingin membuang air besar di sungai di dekat penambangan emas, saya mengurungkan niat karena bau air yang sangat menyengat. Air dari aliran sungai yang keruh di dekat penambangan akan masuk ke Sungai Kapuas hingga membuatnya menjadi keruh dan tercemar. Karenanya, beberapa warga tidak mau memakan ikan yang dipancing atau diambil dari sungai Kapuas, khawatir sudah terpapar Merkuri.
Sungguh prihatin melihat fakta kondisi lingkungan yang akan mereka nikmati dalam jangka panjang. Meski saat ini hasil dari penambangan emas sudah menaikkan status ekonomi mereka, apa yang akan mereka, warga dari desa sekitar penambangan emas, yang akan nikmati setelah emas habis?
Semoga banyak pihak tidak hanya memikirkan bagaimana mendapat uang sebanyak-banyaknya dari tambang emas, namun juga memikirkan kelestarian lingkungan sebagai warisan pada anak cucu kita. Semoga pihak yang berwenang dan bertanggung jawab segera merespon dampak negative yang nyata dari aktifitas penambangan emas rakyat.
Salam lestari!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H