Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sketsa Warga Kapuas (4): Ikan 'Playboy' Itu adalah Baung

23 April 2012   01:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:16 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini kabut menyelimuti Kuala Kapuas. Saya baru beranjak keluar dari penginapan setelah kabut mulai menipis. Sabtu (22/4/2012), tidak ada agenda dalam penelitian saya. Saya tertarik untuk mengamati seorang staf Manggala Agni (MA) yang asyik memancing di kolam besar di samping mess atau penginapan kantor Manggala Agni Daerah Operasi II Kuala Kapuas.

“Pak, apa ikan yang banyak disini?” saya membuka pembicaraan dengan Pak Beni, staf MA yang sedang memegang pancing dari bahan plastik sepanjang 2 m.

“Ada ikan Sepat, Papuyu, Gabus dan Baung, Pak. Nila juga ada, Pak, tapi sulit dipancing.”

“Ini mau mancing apa, Pak?” saya menanyakan kembali.

“Ini saya mau mancing Gabus, Pak. Makanya umpannya beda. Saya pakai sarang tawon.” Pak Beni lalu memperlihatkan benda putih kecil bulat yang disangkutkan di ujung pancing yang disebutnya sebagai sarang tawon.

“Kalau mancing sepat lain lagi, Pak. Sepat pakai telur semut dan pancingnya harus kecil. Umpannya dicelupkan minyak goreng sedikit agar Ikan Sepatnya muncul ke permukaan.

[caption id="attachment_176459" align="aligncenter" width="448" caption="Umpan Ikan Sepat berupa telur semut dan minyak goreng (dok. pribadi)"][/caption]

“Oh, jadi Sepat bisa dipancing? Kata kawan saya tidak bisa?” saya mengkonfirasmasi

“Saya awalnya berpikir begitu, Pak. Tapi setelah saya lakukan, justru memancing Ikan Sepat sangat mudah.”

“Kalau Baung, Pak?”

“Nah ini ikan rakus, Pak. Hampir semua mau dimakannya. Tapi kesukaannya ikan-ikan kecil. Saking rakusnya, orang sini, yang suka gonta-ganti cewek atau playboy ,digelari “Cowok Baung”

[caption id="attachment_176448" align="aligncenter" width="320" caption="Ikan Baung (dok. http://ana-teamo.blogspot.com/2011/08/ikan-baung.html)"]

133514565262397055
133514565262397055
[/caption]

“Oh, cowok playboy itu Cowok Baung, Pak? Saya mencoba menegaskan.

“Hahaha…” kami tertawa bersam.

Perbincangan ringan di pagi hari ini sangat menyegarkan pikiran saya sekaligus membuat saya berpikir sejenak. Mengamati tingkah ikan ternyata membawa pada analogi pada sifat manusia. Mengapa lelaki yang suka gonta ganti pacar di Kapuas digelari dengan Cowok Baung?

Di Kabupaten Kapuas, memancing adalah aktifitas hampir seluruh masyarakat. Tua-muda, lelaki-perempuan, suku asli-pendatang, pegawai-petani, semua suka dan biasa memancing.  Fenomena ini di dukung oleh alam Kapuas yang di kelilingi oleh sungai besar, sungai kecil dan anjir (terusan) yang melintasi areal pemukiman. Bahkan banyak pemukiman di bangun di areal rawa dan aliran air yang penuh dengan ikan. Jadi, tak ada kata sulit mencari ikan disini.

[caption id="attachment_176462" align="aligncenter" width="336" caption="Salah satu warga Kapuas memancing ikan di dekat halam kantor pemerintah (dok. pribadi)"]

13351461301034203605
13351461301034203605
[/caption]

Memancing ikan bukan sekedar hobi, namun sudah jadi salah satu tumpuan warga Kapuas untuk menambah kebutuhan lauk pauk rumah tangga. Ketika saya melihat Pak Beni memancing di saluran air penuh dengan tumbuhan air di pinggir kantor Manggala Agni di daerah Patih Rumbi Kuapa Kapuas, beliau sudah berhasil mendapat Ikan Sepat sebanyak satu ember kecil.

[caption id="attachment_176455" align="aligncenter" width="448" caption="Ikan Sepat hasil pancingan (dok. pribadi)"]

1335145939788120354
1335145939788120354
[/caption]

“Lumayan, buat dua hari, Pak,” kata Pak Beni.

[caption id="attachment_176461" align="aligncenter" width="448" caption="Hasil pancingan ikan sepat "]

13351460511969332407
13351460511969332407
[/caption]

Ini berarti, kehidupan masyarakat tak bisa dilepaskan dari ikan. Sampai-sampai perilaku ikan dianalogikan apda perbuatan manusia. Satu lagi. ikan adalah menjadi lauk-pauk harian bagi warga Kapuas.  Tentu saja kuliner khas dan paling lezat di Kapuas adalah ikan.

Anda penasaran dengan ikan Baung? Silahkan simak link terkait “Ikan Playboy” eh Ikan Baung”

http://id.wikipedia.org/wiki/Baung

Atau di sini (Identifikasi Ikan Baung)

http://ana-teamo.blogspot.com/2011/08/ikan-baung.html

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun