Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hari Bumi 2012 : Jangan Buat Bumi Menunggu, Ayo Bergerak!

22 April 2012   00:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:18 2785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_183440" align="aligncenter" width="480" caption="ilustrasi/admin (shutterstock)"][/caption]

Tahukah Anda, bumi yang hanya mengandung 0.03% CO2 di atmosfer, memiliki suhu rata-rata 15 oC. Bandingkan dengan Planet Venus yang mengandung 96.5% CO2 di atmosfernya, memiliki suhu rata-rata 420 oC. Sebaliknya, Planet Mars dengan atmosfer yang sangat tipis dan hampir semua CO2 nya berada di permukaan, memiliki suhu rata-rata -50%. (Planetescapes.com)

Menurut Arctic Climate Impact Assessment/ACIA (2004), konsentrasi CO2 meningkat tajam selama 250 tahun terakhir ini dan meningkatkan suhu rata-rata bumi. Sumber utama peningkatan emisi CO2 di atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan konversi hutan. Sebanyak 80% sumber energy untuk aktifitas manusia berasal dari bahan bakar fosil.

[caption id="attachment_176224" align="aligncenter" width="444" caption="Grafik peningkatan suhu permukaan bumi dari tahun ke tahun"]

13350529722047961901
13350529722047961901
[/caption]

Peningkatan konsentrasi CO2 sebagai salah satu Gas Rumah Kaca dominan menimbulkan Efek Rumah Kaca yang breakibat terjadinya pemanasan global (Global Warming). Tentu sebagai penghuni bumi kita merasakan langsung perbedaan kenyamanan udara di lingkungan kita. Misalnya di Kota Bogor, dulunya tahun 1993, saya merasa nyaman memakai sweater ketika kuliah, kini baju tebal sudah tidak nyaman lagi dipakai. Udara di Kota Bogor yang dikenal dulu sebagai kota hujan nan sejuk kita berubah drastis. Bila siang terasa panas dan mandi pun juga tidak terasa dingin lagi.

[caption id="attachment_176225" align="aligncenter" width="448" caption="Sebaran spasial suhu permukaan bumi"]

13350530781024494992
13350530781024494992
[/caption]

Pemanasan Global berlanjut berdampak pada perubahan iklim. Di beberapa Negara hujan meningkat intensitasnya namun menyempit waktunya. Banyak Negara mengalami musim kering yang lebih panjang dari biasanya. Angin dan badai juga bertiup semakin besar skalanya. Akibatnya, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan, angin kencang, badai, gagal panen dan merebaknya penyakit menyebabkan musibah yang merenggut harta dan jiwa. Kemudian muncul ledakan hama dan penyakit akibat perubahan iklim yang menyebabkan kerugian besar pada petani dan mengancam kerawanan pangan. Belum lagi bagi pulau-pulau kecil di berbagai belahan dunia yang terancam tenggelam akibat peningakan permukaan laut.

Dampak buruk yang manusia rasakan saat ini berasal dari aktifitas kita sendiri, manusia yang telah mengganggu keseimbangan alam. Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara secara besar-besaran berdampak pada melonjaknya emisi karbon yang tak terkendali. Pengrusakan hutan sebagai penyerap Karbondioksida semakin memperparah kondisi bumi kita. Ditambah pembangunan infrastruktur, pemukiman, kawasan perdagangan dan industri yang tak ramah lingkungan memperparah kondisi lingkungan bumi kita.

Bagaimana dengan kondisi lingkungan sekitar, Anda? Adakah ketidaknyamanan akibat perubahan iklim? Saya rasa semua akan merasakan perbedaan yang cukup nyata terhadap bumi kita dibandingkan 20 tahun lalu.

Mengapa Hari Bumi?

Hari Bumi atau Earth Day diperingati pada tanggal 22 April setiap tahunnya secara internasional. Hari Bumi atau Earth Day dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitu bumi.

Hari Bumi atau Earth Day dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970 seorang pengajar lingkungan hidup. Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi utara) dan musim gugur di belahan Bumi selatan. PBB sendiri merayakan hari Bumi pada 20 Maret sebuah tradisi yang dicanangkan aktivis perdamaian John McConnell pada tahun 1969, adalah hari dimana matahari tepat di atas khatulistiwa yang sering disebut Ekuinoks Maret. (http://en.wikipedia.org/wiki/Earth_Day)

Dalam situs resmi Earthday.org, tahun 2012, Hari Bumi mengambil tema "Mobilize The Earth". Dalam situs tersebut, Earth Day Network memuat sebuah kalimat untuk dijadikan renungan sekaligus ajakan bagi kita,

“Planet kita, rumah kita yang terabaikan. Perubahan iklim terus berlanjut. Sepertinya tampak ada bencana ekologis baru yang terjadi hampir setiap hari. Hari Bumi, ini saatnya untuk menggerakkan bumi untuk planet kita, rumah kita yang terabaikan. Hari Bumi ini saatnya untuk menggerakkan planet ini dari bawah ke atas untuk mengirim pesan bahwa Bumi tidak akan menunggu!”

Ya, benar sekali, Ini saatnya kita bergerak. Bergerak untuk menyelamatkan bumi yang sudah terabaikan oloh ambisi, ego dan kerakusan manusia yang tak pernah berpikir generasi masa depan. Ini saatnya bergerak meneyentuh kesadaran diri sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat kita untuk tidak lagi mengabaikan bumi. Ini saatnya bergerak, karena Bumi takkan menunggu. Bila kita sendiri yang menunggu-nunggu waktu, maka bumi takkan lagi memberikan tempat yang nyaman buat penghuninya.

Ada baiknya, kita juga menyimak pesan yang tedapat dalam Earth Day Anthem :

Joyful joyful we adore our Earth in all its wonderment Simple gifts of nature that all join into a paradise Now we must resolve to protect her Show her our love through out all time With our gentle hand and touch We make our home a newborn world Now we must resolve to protect her Show her our love through out all time With our gentle hand and touch We make our home a newborn world. (http://en.wikipedia.org/wiki/Earth_Day)

Selamat Hari Bumi! Jangan buat bumi menunggu setelah sekian lama terabaikan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun