[caption id="attachment_174888" align="aligncenter" width="448" caption="SPBU Pertamina Kosong BBM di Kuala Kapuas 15/04/2012 (dok. pribadi)"][/caption]
“Sebentar lah, Ulun isi minyak dulu.”
Begitu ucapan yang saya tangkap dari Sopir Travel jurusan Banjarmasin – Kuala Kapuas dengan logat Banjar-nya yang kental. Mobil yang kami tumpangi masuk kesebuah Staiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di Kota Banjarmasin yang sedang antri mengular. Petugas keamanan sibuk mengarahkan mobil menuju tempat pengisian. Setengah jam saya bersama penumpang lain menunggu mobil Toyota Avanza ini mengisi bensin.
Sulitnya mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kendaraan motor tidak hanya saya alami sewaktu di Banjarmasin. Di Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah malah lebih parah. Seorang pegawai sebuah kantor di Kuala Kapuas harus keluar menuju SPBU meninggalkan sejenak pekerjaan kantornya untuk bisa dapat antrian mengisi premium.
“Sekalian ikut saya keluar, Pak. Saya mau antri bensin”
Demikian ungakpan salah satu pegawai pemerintah yang mengantar saya pulang ke penginapan.
Apakah BBM sudah langka di Kuala Kapuas? Ternyata tidak sama sekali. Lalu mengapa orang harus antri di SPBU? Kalau antri itu belum seberapa. Sering terjadi, menurut warga Kuala Kapuas, SPBU kosong, dengan kata lain BBM habis. Kok habis? Memangnya hanya dapat stok terbatas dari Pertamina.? Jawabannya lagi-lagi tidak. Bahan Bakar Minyak dalam hitungan satu-dua jam ludes diborong oleh Pertamini.
[caption id="attachment_174890" align="aligncenter" width="336" caption="Pertamini alias kios eceran penjual BBM di pinggir jalan Kuala Kapuas (dok. pribadi)"]
Pertamini? Awalnya saya geli membaca tulisan ini. Ternyata Pertamini adalah istilah kios pinggir jalan yang menjual BBM, baik itu premium maupun solar. Pertamini ini letaknya justru berderet sangat rapi tak jauh dari SPBUPertamini.
Saat teman saya mengajak saya jalan-alan sambil mengisi bensin malam ini (15/4/2012) sekitar pukul 19.45 WIB, ia harus menghela nafas kecewa. Di depan SPBU Pertamina terpampang tulisan cat putih di papan merah;
“Ma’af, Bensin Belum Datang.”
[caption id="attachment_174891" align="aligncenter" width="336" caption="Tulisan di depan SPBU Pertamina 15/4/2012 di Kuala Kapuas (dok. pribadi)"]
Saya tidak melewatkan momen langka ini. Sayang sekali saya hanya bisa memanfaatkan kamera Blackberry saya untuk mendokumentasikan kejadian malam ini. Semoga gambarnya masih bisa ditangkap maknanya.
Saya melihat mobil sudah berderet di luar sepanjang ratusan meter. Menurut teman saya, mobil itu memang sengaja di parkir di dekat SPBU supaya bisa antri BBM lebih dulu.
“Wah, terpaksa kita beli eceran, nih Pak.” Kata teman saya “Berapa satu liternya, Pak” Tanya saya. “Tujuh ribu rupiah.” “Waduh mahalnya.” Saya terkaget.
Hanya seratus meter dari SPBU Pertamina, teman saya menurunkan standar motornya dan meminta penjual BBM “Pertamini” mengisikan tangkinya sebanyak 1 liter. “Loh itu kok ada ada yang ditulis harganya 5000, Pak.” Tanya saya lagi. “Tapi kan kosong. Pak. Yang ada malam ini harganya Rp. 7.000,-/liter.” Jawab teman saya.
[caption id="attachment_174892" align="aligncenter" width="448" caption="Seorang pengendara motor yang akan mengisi bensin seharga Rp. 7.000,-/liter di Pertamini Kuala Kapuas (dok. pribadi)"]
Akhirya kami pulang dengan motor sudah terisi satu liter saja. Teman saya berharap BBM di SPBU Pertamina sudah terisi kembali kalau tidak, ya isi ke Pertamini lagi.
Pertamina kosong Pertamini siap menampung pembeli BBM.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI