[caption id="attachment_174891" align="aligncenter" width="336" caption="Tulisan di depan SPBU Pertamina 15/4/2012 di Kuala Kapuas (dok. pribadi)"]
Saya tidak melewatkan momen langka ini. Sayang sekali saya hanya bisa memanfaatkan kamera Blackberry saya untuk mendokumentasikan kejadian malam ini. Semoga gambarnya masih bisa ditangkap maknanya.
Saya melihat mobil sudah berderet di luar sepanjang ratusan meter. Menurut teman saya, mobil itu memang sengaja di parkir di dekat SPBU supaya bisa antri BBM lebih dulu.
“Wah, terpaksa kita beli eceran, nih Pak.” Kata teman saya “Berapa satu liternya, Pak” Tanya saya. “Tujuh ribu rupiah.” “Waduh mahalnya.” Saya terkaget.
Hanya seratus meter dari SPBU Pertamina, teman saya menurunkan standar motornya dan meminta penjual BBM “Pertamini” mengisikan tangkinya sebanyak 1 liter. “Loh itu kok ada ada yang ditulis harganya 5000, Pak.” Tanya saya lagi. “Tapi kan kosong. Pak. Yang ada malam ini harganya Rp. 7.000,-/liter.” Jawab teman saya.
[caption id="attachment_174892" align="aligncenter" width="448" caption="Seorang pengendara motor yang akan mengisi bensin seharga Rp. 7.000,-/liter di Pertamini Kuala Kapuas (dok. pribadi)"]
Akhirya kami pulang dengan motor sudah terisi satu liter saja. Teman saya berharap BBM di SPBU Pertamina sudah terisi kembali kalau tidak, ya isi ke Pertamini lagi.
Pertamina kosong Pertamini siap menampung pembeli BBM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H