Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sketsa Warga Kapuas (1): Rumah Tergenang, Mancing Yuk!

12 April 2012   16:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:41 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Nah, ini dia, Pak ikannya.” Dua ekor ikan sudah masuk ke ember hitam berisi air. “Ikan apa ini, Pak” “Ini Ikan Papuyu.”

[caption id="attachment_174258" align="aligncenter" width="448" caption="Ikan Papuyu hasil pancingan di halaman rumah (dok. pribadi)"]

13342466181080843837
13342466181080843837
[/caption]

Saya memengangi ikan seukuran panjang telapak tangan saya dan lebar sekitar 5 cm. Lumayan.

“Wah…ini yang lumayan, Pak” Pak Amin mengagtkan saya. Saya lebih kaget lagi melihat Pak Amin sudah memegang Ikan sepanjang kurang lebih 30 cm dengan lebar 5 cm.

“Ini Gabus kan, Pak” saya menebak ikan cukup besar ini.

“Ya, disini dinamakan Haruwan. Ini satu kilonya Rp. 20.000,-. Kalau Papuyu sekilonya Rp. 30.000,-“

[caption id="attachment_174259" align="aligncenter" width="336" caption="Ikan Gabus (Haruwan) hasil pancingan di halaman rumah (dok. pribadi)"]

1334246705643570788
1334246705643570788
[/caption]

Saya langsung mengabadikan momen yang unik ini. Saya merasa beruntung sekali. Baru hari pertama di Kuala Kapuas sudah mendapat obyek liputan yang menarik dan unik. Saya jadi bersemangat untuk meneruskan kegiatan saya selama sebulan disini. Saya merasakan bahwa Tuhan sedang menghibur saya karena saya harus menjalani penelitian tentang kebakaran hutan dan lahan disini sendirian selama sebulan ke depan.

Saya menemukan sebuah kearifan hidup masyarakat di Kuala Kapuas menghadapi kondisi alam. Perubahan iklim yang terjadi saat ini tidak membuat masyarakat di Kuala Kapuas mengeluhkannya. Di Kuala Kapuas Kalteng, masyarakat yang hidup di kawasan genangan air karena pasang surut dari Sungai Kapuas sangat "menikmati" kehidupan mereka. Mereka sudah beradaptasi dan memanfaatkan genangan air untuk budidaya tanaman air seperti kangkung air dan juga menangkap ikan. Mereka tak mengeluhkan kondisi alam, sebaliknya mereka justru mensyukurinya.

Salam lestari!

*Catatan Perjalanan Penelitian di Kabupaten Kapuas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun