Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wanita Tangguh Penambal Ban itu Bernama Kak Siagian

30 Maret 2012   00:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:17 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cepat juga Kak Siagian ini menambal ban. Tidak sampai 30 menit dua ban yang bocor sudah selesai ditambal. Saya sangat kagum pada wanita ini. Kak Siagian sanggup menjalani profesi penambal ban untuk bertahan hidup demi mendampingi suami dan membesarkan anaknya.

[caption id="attachment_171686" align="aligncenter" width="336" caption="Kak Siagian sedang mengisi angin ban (dok. pribadi)"]

1333066909761345847
1333066909761345847
[/caption]

Kak Siagian, wanita penambal ban, bisa menjalani hidup apa adanya. Dia berjuang keras sebagai perantau yang berasal dari Porsea Tapanuli Utara. Bersama suaminya, beliau dikenal sebagai pasangan penambal ban yang sangat bagus kerjanya. Tidak hanya kualitas tambalannya, tapi cara mereka melayani penambal yang sangat ramah dan akrab. Bila saya datang ke tempat mereka, rasanya saya mendatangi saudara sendiri, bukan pada penambal ban. “Berapa, Kak?” saya menanyakan ongkos tambal ban, meski saya tahu berapa yang harus saya bayar.

“Tidak usah Bang, bawa saja. Abang kan sudah kasih Jajan sama Sekar dan oleh-oleh makanan.”

“Wah itu lain lagi Kak. Ini ya Kak” saya menaruh uang 12 ribu di meja etalase sparepart ban.

“Makasih ya, Bang.”

Sore itu hati saya berbunga. Tidak hanya karena saya bisa bermain dengan Sekar, tapi karena cahaya kehidupan dari Kak Siagian. Saya menemukan kembali wanita-wanita tangguh yang tak menyerah menghadapi kerasnya hidup. Kak Siagian memberi inspirasi bagi saya untuk tidak malu bekerja apapun. Dia wanita yang tak putus asa dengan kondisi suaminya dan justru bahu membahu hidup bersama meski saat ini baru sebagai penambal ban. Kak Siagian bukan hanya penambal ban, tapi juga penambal hati saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun