Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bermesra di Sejuknya Malam Ramadhan

22 Agustus 2010   07:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah SWT menciptakan alam semesta secara berpasangan. Setiap makhluk dan keadaan alam diciptakan berada dalam posisi yang berlawanan. Siang bersanding dengan malam, laki-laki bersama perempuan, jantan berpadu dengan betina, panas mengimbangi dingin, hujan silih berganti dengan kemarau. Perpasangan tersebut mengandung makna keseimbangan, keadilan dan keserasian.

Siang ditandai dengan terbitnya matahari dari ufuk timur. Siang secara fisik dirasakan sebagai terang benderang dan panas. Secara maknawi siang berarti kegairahan, semangat, agresifitas., produktifitas dan kerja keras. Siang Allah memerintahkan makhluknya untuk bertebaran di alam dengan tujuan mencari karunia-Nya. Pada siang hari logika pikiran menjadi penguasa. Manusia akan memerankan dirinya sebagai pekerja, pelayan dan pemimpin untuk mengelola karunia Allah di muka bumi.

Kala matahari menyingsing di sebelash barat datanglah malam hari. Ia memiliki karakter berlawanan dengan siang. Kondisi fisik malam identik dengan sejuk, dingin dan sepi. Namun secara maknawi meski dingin, kehangatan batin justru ditemukan pada malam hari. Malam secara makna kejiwaan juga berarti kerinduan, kepasrahan, keindahan, ketenangan dan kekhusyukan.

Pada malam hari, tersimpan segudang rahasia keutamaan bagi seorang Hamba yang ingin dicintai-Nya. Apalagi di bulan Ramdhan, dimana ibadah yang dilakukan hamba akan berlipat-lipat pahalanya. Maka benar sabda Nabi SAW agar orang beriman selain berpuasa juga menghidupkan malam dengan qiyamullail. Banyak lagi rahasia keutamaan malam yang sejuk khususnya untuk meraih keutamaan sebagai hamba yang mulia. Beberapa rahasia malam yang bisa ditemukan antara lain:

1. Dalam Alqur’an ditemukan kata malam sebanyak 131 topik sedangkan siang hanya 61 topik. (menurut pencarian dalam Al Quran digital)

2. Alqur’an dan kitab suci lebih sering diturunkan pada malam hari ketimbang siang hari.

3. Shalat lebih banyak dilakukan pada malam hari atau saat matahari telah terbenam. Shalat di siang hari hanya dua waktu yaitu zhuhur dan Ashar, sedangkan sisanya dilakukan malam hari. Ditambah lagi shalat-shalat sunnah seperti tahajjud, witir dan khusus bulan Ramadhan terdapat Tarawih. Hal ini ditegaskan dalam Al Qur’an pada Surat Al Isra/17: 78-79.

” Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Al Isra/17: 78-79)

4. Melakukan pendekatan kepada Allah dengan ibadah seperti shalat, membaca Alqur’an dan berdo’a terasa lebih khusyu’ di malam hari. Malam hari waktu yang tepat untuk melakukan ibadah. Malam sangat kondusif karena secara fisik dan kejiwaan sangat mendukung. Ini ditegaskan dalam Surat Al Muzammil/73: 6.

” Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (Al Muzammil/73: 6)

5. Allah menurunkan Alquran dengan menjadikan malam menjadi sebuah surat tersendiri yaitu Al Lail (surat ke-92)

6. Keutamaan Ramadhan yang dinanti adalah Lailatul Qadar (malam kemuliaan) yang menurut Alquran dan Hadits bisa diraih oleh orang beriman yang tekun dan ikhlas menghidupkan malam dengan itikaf.

7. Menurut Prof. Nasaruddin Umar dalam Rahasia Qiyamullail, (Harian Republika, 15 Agustus 2010) di malam hari, kecerdasan spiritual lebih dominan ketimbang rasional. Rasa lebih dominan di malam hari. Di siang hari akal menguasai alam pikiran. Ketegasan menjadi dominan ketimbang kelembutan. Jika membuat surat di malam hari, pasti terlalu panjang untuk dibaca di siang hari. Bahkan bisa dirobek. Sebaliknya, jika membuat surat di siang hari untuk dibaca pada malam hari maka akan terlalu pendek.

8. Pada saat malam tiba manusia menjadi makhluk lemah lembut dan manja. Manusia akan cenderung menjadi seorang hamba yang butuh belas kasih dan akan sering mengadu kepada Allah.

9. Waktu istijabah untuk memohon ampun dan hajat kepada Allah ditempatkan pada waktu sahur. Hal ini bisa dilihat pada Surat Ali Imran/3: 17 dan Adz zariyaat/51: 17-18:

” (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu Sahur” (Ali Imran/3: 17).

10. Menghidupkan malam merupakan kebiasaan orang-orang bertakwa yang akan mendapat balasan surga. Mereka senantiasa berbuat kebaikan khususnya di malam hari seperti yang dituliskan pada Alquran di Surat Adz zariyaat/51: 17-18

” Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar (waktu Sahur)." (Adz zariyaat/51: 17-18).

Oleh karena itu, deraikan air mata, lembutkan suara, panjangkan permintaan, ketuklah pintu gudang yang penuh rahasia, yaitu malam hari. DIA tidak akan memandang lemah dirimu yang menangis, tak akan jemu mendengar rintihanmu, tak akan bosan membaca surat cintamu di malam hari. Jangan sampai kau kecewakan DIA karena kita tidak mau meluagkan waktu menghadapnya.

Ketika ulama Tabi’in bernama Hasan Bashri, ditanya oleh seseorang, ”mengapa orang yang rajin melaksanakan ibadah malam atau qiyamullail, wajahnya bersinar cerah.”
Sufi tersebut menjawab, ”karena mereka telah meluangkan waktu untuk Allah sehingga mereka mendapatkan cahaya Sang Pencipta.”


Wallahu’a’lam bisshawab

Achmad Siddik Thoha
siddikthoha@yahoo.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun