Mohon tunggu...
Achmad Saleh
Achmad Saleh Mohon Tunggu... penulis naskah sembarang pns -

Senang membaca dan menulis inovasi dan agribisnis pertanian serta aspek sosial ekonomi pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Herbal Sebagai Obat Alternatif

1 November 2010   02:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:57 2090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

4. Lebih sesuai untuk jenis penyakit metabolik dan degeneratif.
Di abad modern ini, kecenderungan timbulnya penyakit baru yang bukan disebabkan oleh jasad renik sangat tinggi, seperti penyakit gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Penyakit ini dikenal dengan sebutan penyakit metabolik dan degeneratif. Untuk penyakit metabolik, antara lain: diabetes, hiperlipidemia, asam urat, batu ginjal, hepatitis. Sedangkan untuk penyakit degeneratif, antara lain : rematik, asma, ulser, haemorrhoid, dan pikun.
Untuk menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakaian obat dalam waktu lama sehingga jika menggunakan obat chemical dikhawatirkan adanya efek samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan herbal, walaupun penggunaannya dalam waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman.

Kelemahannya

Herbal memiliki beberapa kelemahan yang juga sekaligus merupakan kendala dalam pengembangannya (termasuk dalam upaya agar bisa diterima dalam pelayanan kesehatan formal). Adapun beberapa kelemahannya antara lain : efek farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines, belum banyak dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme.
Menyadari akan hal tersebut, maka upaya pengembangan herbal perlu ditempuh dengan berbagai cara pendekatan tertentu, sehingga ditemukan herbal yang telah teruji khasiat dan keamananya, bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis, yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka. Tentunya memerlukan beberapa tahapan untuk mengarah kesana melalui berbagai tahap uji (uji farmakologi, toksisitas, dan uji klinik) hingga bisa menjawab dan mengatasi berbagai kelemahan tersebut.
Disamping itu masih lemahnya informasi tentang asal-usul tanaman obat, termasuk kelengkapan data pendukung bahan yang digunakan, seperti umur tanaman, waktu panen, kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman, termasuk budidaya, dan penanganan pasca panennya.
Itu semua kelemahan dapat menambah menjadi aspek kelebihan dari obat herbal, namun akan sangat tergantung kepada perilaku permintaan dari masyarakat penggunanya. Makin tinggi permintaan maka akan semakin banyak upaya untuk mengurangi aspek kelemahan dari obat herbal tersebut. Mari gunakan herbal yang ramah lingkungan hidup(slh).

Sebagai informasi untuk daftar tanaman obat Indonesia dari IPTEK net silahkan buka alamat ini : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun